Jumat, 06 November 2015

UTS KOMNET NO 1,2,3

Nama              : Lu’lu’ Mukhoyyaroh
NIM                : 14121610701
Kelas               : Biologi B/ VII


SOAL
1.      Jelaskan bagaimana tahapan desain bahan ajar multimedia menurut model :
a.       ADDIE
b.      ASSURE
2.      Buat Storyboard untuk materi biologi pilihan Anda !
3.      Jika Anda ingin mengajarkan materi biologi pada siswa dengan menggunakan multimedia, bagaimana pelaksanaannya. Buat langkah-langkahnya dalam bentuk RPP !
4.      Buatlah bahan ajar berbasis web exe untuk materi biologi SMA.
5.      Buatlah CMS / blog lengkapi dengan 3 artikel tentang materi biologi dan 3 materi pendidikan biologi.

JAWABAN
1.      Tahapan desain bahan ajar multimedia
a.       Desain pembelajaran menurut Model ADDIE
ADDIE (Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations) merupakan Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik.  Model ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.   Model ADIDE berfungsi sebagai pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program  pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri).
Model ini memiliki kesamaan dengan model pengembangan sistem basis data.  Model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar. Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry (1996) untuk merancang sistem pembelajaran.









Model ini menggunakan lima  tahap pengembangan yakni:  a)  Analysis  (analisa), b) Design  (disain/ perancangan), c)  Development  (pengembangan), d)  Implementation (implementasi/ eksekusi),  e)  Evaluation  (evaluasi/umpan balik).
Langkah-langkah pengembangan model ADDIE secara rinci yaitu sebagai berikut:
1)      Analysis  (analisa)
Analisis sendiri merupakan langkah pertama dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Dimana langkah dalam tahapan analisis terdiri darii dua tahap yaitu analisis kinerja dan analisis kebutuhan. Analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Misalnya dalam rendahnya motivasi belajar siswa yang perlu dianalisis dan mendapatkan perbaikan kualitas yang lebih baik.
Disamping itu, Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Pada saat seorang perancang program pembelajaran melakukan tahap analisis, ada dua pertanyaan kunci yang yang harus dicari jawabannya, yaitu apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dibutuhkan oleh siswa dan dapat dicapai oleh siswa. Selain itu juga mencakup analisis lainnya yaitu analisis tugas, dan tipe belajar siswa yang terdiri atas auditori, visual, dan kinestetik.
2)      Design  (disain/ perancangan)
Desain/ perancanhan dalam model ADDIE mencakup perancangan atau desain kerangka isi pembelajaran, dan merumuskan tujuan pembelajaran SMAR (spesifik, dapat diukur, dapat diterapkan, dan realistik). Terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam desain/rancangan, dimana langkah ini merupakan Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan. Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran, dan langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, misalnya apakah program pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa.
3)      Development  (pengembangan)
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program. Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai. Antara lain adalah memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya, dan memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4)      Implementation (implementasi/ eksekusi)
Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Terdapat tujuan utama dari tahapan ini antara lain untuk membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi, menjamin terjadinya pemecahan masalah untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa, dan memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran dimana siswa perlu memilki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan. Tahapan implementasi mencakup penerapan bahan ajar, uji coba pemanfaatan produk, membimbing siswa mencapai tujuan, problem solving terhadap masalah, dan siswa mampu mencapai kompetensi.
5)      Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Evaluasi sendiri yaitu proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran, dan keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan terhadap penggunaan media, pengguna media, dan situasi pembelajaran dengan cara observasi, interview, dan angket.
b.      Desain pembelajaran menurut model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas.  Model ini  adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Model assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan  bermakna bagi peserta didik
Model ASSURE adalah jembatan antara peserta didik, materi, dan semua bentuk media. Model ini dimaksudkan untuk membantu pendidik dalam pengembangan instruksi yang sistematis dan efektif. Hal ini digunakan untuk membantu para pendidik mengatur proses belajar dan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik.
Ada enam langkah dalam pengembangan model ASSURE yaitu: Analyze learner; State objectives; Select instructional methods, media and materials; Utilize media and materials; Require learner participation; Evaluate and revise.


Langkah-langkah pengembangan model ASSURE secara rinci yaitu sebagai berikut:
1)      Analisis Pembelajaran (Analyze Learners)
Tahap analisis pembelajaran merupakan proses identifikasi dan  menganalisis karakteristik siswa yang disesuaikan dengan hasil-hasil belajar. Analisis karakteristik siswa meliputi karakteristik umum dari siswa, kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa (pengetahuan, kemampuan dan sikap), dan gaya belajar siswa.
2)      Menetapkan  Standar dan Tujuan (States Objectives)
Langkah selanjutnya adalah menyatakan standar dan tujuan pembelajaran yang spesifik mungkin. Dalam menentukan tujuan dengan menggunakan rumusan ABCD (Audience, Behavioris, Condition, dan Degree).  
3)      Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Materi (Select Methods)
Tahap ini merupakan proses memilih metode, media dan bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memilih media dan bahan ajar yang telah ada, memodifikasi bahan ajar, atau membuat bahan ajar yang baru.
4)      Penggunaan Teknologi dan Bahan (Utilize Media and Materials)
Langkah perencanaan guru untuk menggunakan teknologi, media dan bahan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tahap ini dilakukan berdasarkan langkah-langkah 5P, yaitu preview (media dan bahan), prepare (teknologi media dan bahan), persiapan lingkungan, persiapan siswa, dan penyediakan pengalaman belajar.
5)      Kebutuhan Partisipasi Pembelajar (Require Learner Participation)
Pembelajaran yang efektif mengharuskan adanya keterlibatan aktif siswa, seharusnya ada aktivitas yang mengikuti pengetahuan dan kecakapan untuk menerima umpan balik pada kesesuaian dengan usaha mereka sebelum dinilai secara formal. Secara praktis siswa menilai dirinya dibantu oleh pembelajaran komputer, internet atau kelompok belajar.
6)      Evaluasi dan Revisi (Evaluate and Revise)
Keterlibatan siswa secara aktif menunjukkan apakah media yang digunakan efektif atau tidak. Pembelajaran harus didesain agar membuat aktivitas yang memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan atau kemampuan baru dan menerima umpan balik  mengenai hasil belajar melalui penilaian kemampuan siswa. Penilaian itu tidak hanya menguji tingkat ketercapaian siswa pada tujuan pembelajaran, tetapi juga menguji proses pembelajaran dan pengaruh penggunaan teknologi dan media.






































































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                       : SMAN 1 Jatiwangi
Mata Pelajaran            : Biologi
Kelas / Semester          : XI/II
Materi Pokok              : Sistem Kekebalan Tubuh
Alokasi Waktu            : 4 x 45 menit (2 Pertemuan)

A.    Standar Kompetensi 
3.      Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
B.     Kompetensi Dasar
3.8    Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.
C.    Indikator
3.8.1  Menjelaskan fungsi sistem imun tubuh
3.8.2  Mengidentifikasi sistem pertahanan tubuh secara alami
3.8.3  Membedakan respon immun non spesifik dan spesifik pada sistem imun tubuh.
3.8.4  Mendeskripsikan berbagai upaya untuk pencegahan penyakit
D.    Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat melakukan hal-hal berikut:
            1.            Menjelaskan fungsi sistem imun tubuh
            2.            Mengidentifikasi sistem pertahanan tubuh secara alam
            3.            Membedakan respon imun non spesifik dan spesifik pada sistem imun tubuh.
            4.            Mendeskripsikan berbagai upaya untuk pencegahan penyakit
E.     MATERI PEMBELAJARAN
1.      Sistem Limfatik
2.      Sistem Kekebalan Tubuh
3.      Kekebalan Bawaan
a.       Perlindungan Permukaan
b.      Kekebalan dalam tubuh
1)      Fagosit
2)      Sel Natural Killer
3)      Protein Antimikroba
4. Kekebalan Bawaan
            5.            Kekebalan Adaptif
a.       Limfosit T
b.      Limfosit B
            6.            Macam-macam Kekebalan Tubuh
            7.            Penyakit yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh
F.     Metode Pembelajaran
·         Ceramah
·         Tanya Jawab
·         Model pembelajaran multimedia web exe.
·         Kuis
G.    Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1.      Kegiatan Pendahuluan
a.       Guru memberi salam, mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran hari ini, mengecek absensi dan mengecek kesiapan siswa untuk belajar.
b.      Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari, dengan pertanyaan “apakah kalian pernah mengalami flu? Apakah kalian tahu penyebabnya? Memberikan suatu fenomena, misalnya mensimulasikan tentang fenomena bersin.
c.       Setelah siswa mengamati fenomena, guru memberikan pertanyaan “apa yang kalian pikirkan dari fenomena tersebut? Guru memberikan jawaban bahwa penyakit flu disebabkan oleh virus, hal tersebut dapat menyebabkan sakit pada tubuh untuk itu tubuh kita harus memiliki sistem yang dapat melawan virus yang menyerang tubuh agar tidak menyebabkan kita sakit.
d.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai dan materi yang dipelajari yaitu sistem kekebalan tubuh.
  1. Kegiatan Inti
a.       Guru menyajikan materi pelajaran sistem kekebalan tubuh dengan menggunakan web exe.
b.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan dengan media pembelajaran web exe.
  1. Kegiatan Penutup
a.       Guru memberikan kesempatan kepada salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.
b.      Guru menyimpulkan materi pelajaran sistem kekebalan tubuh.
c.       Setelah materi pelajaran sudah disampaikan, guru memberikan pertanyaan/ kuis kepada siswa dengan  bentuk  soal peryataan pilihan ganda pada web exe.
d.      Guru memberikan tugas berupa soal essay tentang sistem kekebalan tubuh dan penyakit yang berhungan dengan sistem kekebalan tubuh untuk dikerjakan di rumah.
e.       Guru menyuruh siswa untuk membaca materi lanjutan dari sistem kekebalan tubuh untuk pertemuan selanjutnya.
f.       Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk belajar.
g.      Guru memberikan salam penutup.
Pertemuan Kedua
            1.            Kegiatan Pendahuluan
a.       Guru mengucapkan salam.
b.      Guru mengecek kehadiran siswa dan meminta siswa untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
c.       Guru meminta siswa untuk mereview kembali materi pertemuan sebelumnya.
            2.      Kegiatan Inti
a.       Guru meminta siswa untuk mengeluarkan tugas yang telah dikerjakan di rumah.
b.      Guru memberikan kesempatan kepada salah satu siswa untuk membacakan jawaban dari tugas tersebut.
c.       Guru meminta siswa lainnya untuk memberi komentar atau menambahkan jawaban dari tugas tersebut.
d.      Guru membahas mengoreksi tugas siswa.
e.       Guru melanjutkan materi pelajaran sistem kekebalan tubuh dengan menggunakan web exe.
f.       Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan dengan media pembelajaran web exe.
            3.      Kegiatan Penutup
a.       Guru memberikan kesempatan kepada salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.
b.      Guru menyimpulkan materi pelajaran sistem kekebalan tubuh.
c.       Setelah materi pelajaran sudah disampaikan, guru memberikan pertanyaan/ kuis kepada siswa dengan  bentuk  soal peryataan pilihan ganda pada web exe.
d.      Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk belajar.
e.       Guru memberikan salam penutup.
H.    ALAT DAN BAHAN 
1.      Media Pembelajaran   : Web exe, Laptop,  dan infocus
2.      Sumber Belajar
a.       Buku paket SMA biologi untuk kelas XI
b.      Buku ajar guru Biologi kelas XI
c.       Lembar kerja siswa (LKS) biologi kelas X semester II
I.       Penilaian
a.       Essay tentang sistem kekebalan tubuh dan penyakit yang berhungan dengan sistem kekebalan tubuh
b.      Uji kompetensi tertulis
















UTS KOMNET NO 5

MATERI PENDIDIKAN BIOLOGI
1.      PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK-ANAK

Penulis : Zulia Ilmawati. Psikolog Pemerhati Masalah Anak dan Remaja. Diambil dari Onesaiful.blogspot.com.)
Perdebatan tentang perlu-tidaknya pendidikan seks diberikan kepada anak bermula dari keprihatinan terhadap pergaulan remaja saat ini. Para pemerhati masalah remaja berpendapat, seks bebas yang sekarang ini menggejala salah satunya disebabkan karena pengetahuan remaja tentang seksualitas masih sangat rendah. Karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk memasyarakatkan pendidikan seks kepada remaja. Program-program pendidikan seks pun mulai digulirkan, bahkan ada yang berpendapat bahwa pendidikan seks seharusnya diberikan sedini mungkin. Jika perlu, di bangku prasekolah pun ada kurikulum yang membahas khusus tentang pendidikan seks. Benarkah sepenting itu pendidikan seks bagi anak? Bagaimana Islam memandang persoalan ini? Apa itu Pendidikan Seks?
Ada banyak pengertian tentang apa itu pendidikan seks, bergantung pada sudut pandang yang dipakai. Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada anak sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri, dan perkawinan. Dengan begitu, jika anak telah dewasa, ia akan dapat mengetahui masalah-masalah yang diharamkan dan dihalalkan; bahkan mampu menerapkan perilaku islami dan tidak akan memenuhi naluri seksualnya dengan cara-cara yang tidak islami.
Pendidikan seks di dalam Islam merupakan bagian integral dari pendidikan akidah, akhlak, dan ibadah. Terlepasnya pendidikan seks dengan ketiga unsur itu akan menyebabkan ketidakjelasan arah dari pendidikan seks itu sendiri, bahkan mungkin akan menimbulkan kesesatan dan penyimpangan dari tujuan asal manusia melakukan kegiatan seksual dalam rangka pengabdian kepada Allah. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan seks tidak boleh menyimpang dari tuntutan syariat Islam.
Siapa yang Bertanggung Jawab? Orangtua manapun tentu selalu menginginkan anaknya menjadi anak yang baik. Anak adalah generasi yang diciptakan untuk kehidupan masa depan. Sepantasnyalah orangtua memberikan bekal berupa pendidikan yang menyeluruh, termasuk pendidikan seks. Orangtua dituntut memiliki kepekaan, keterampilan, dan pemahaman agar mampu memberi informasi dalam porsi tertentu, yang justru tidak membuat anak semakin bingung atau penasaran.
Orangtua adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap anak dalam masalah pendidikan, termasuk pendidikan seks. Jadi, dalam hal ini, sesungguhnya tidak mutlak diperlukan adanya kurikulum khusus tentang pendidikan seks di sekolah-sekolah.
Pokok-Pokok Pendidikan Seks Perspektif Islam
Di antara pokok-pokok pendidikan seks yang bersifat praktis, yang perlu diterapkan dan diajarkan kepada anak adalah :
1.      Menanamkan rasa malu pada anak.
Rasa malu harus ditanamkan kepada anak sejak dini. Jangan biasakan anak-anak, walau masih kecil, bertelanjang di depan orang lain; misalnya ketika keluar kamar mandi, berganti pakaian, dan sebagainya. Membiasakan anak perempuan sejak kecil berbusana Muslimah menutup aurat juga penting untuk menanamkan rasa malu sekaligus mengajari anak tentang auratnya.
2.      Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan.
Secara fisik maupun psikis, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan mendasar. Perbedaan tersebut telah diciptakan sedemikian rupa oleh Allah. Adanya perbedaan ini bukan untuk saling merendahkan, namun semata-mata karena fungsi yang berbeda yang kelak akan diperankannya. Mengingat perbedaan tersebut, Islam telah memberikan tuntunan agar masing-masing fitrah yang telah ada tetap terjaga. Islam menghendaki agar laki-laki memiliki kepribadian maskulin, dan perempuan memiliki kepribadian feminin. Islam tidak menghendaki wanita menyerupai laki-laki, begitu juga sebaliknya. Untuk itu, harus dibiasakan dari kecil anak-anak berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya.
Mereka juga harus diperlakukan sesuai dengan jenis kelaminnya. Ibnu Abbas ra. Berkata :
Rasulullah saw. melaknat laki-laki yang berlagak wanita dan wanita yang berlagak meniru laki-laki. (HR al-Bukhari).
3.      Memisahkan tempat tidur mereka.
Usia antara 7-10 tahun merupakan usia saat anak mengalami perkembangan yang pesat. Anak mulai melakukan eksplorasi ke dunia luar. Anak tidak hanya berpikir tentang dirinya, tetapi juga mengenai sesuatu yang ada di luar dirinya. Pemisahan tempat tidur merupakan upaya untuk menanamkan kesadaran pada anak tentang eksistensi dirinya. Jika pemisahan tempat tidur tersebut terjadi antara dirinya dan orangtuanya, setidaknya anak telah dilatih untuk berani mandiri. Anak juga dicoba untuk belajar melepaskan perilaku lekatnya (attachment behavior) dengan orangtuanya. Jika pemisahan tempat tidur dilakukan terhadap anak dengan saudaranya yang berbeda jenis kelamin, secara langsung ia telah ditumbuhkan kesadarannya tentang eksistensi perbedaan jenis kelamin.
4.      Mengenalkan waktu berkunjung (meminta izin dalam 3 waktu).
Tiga ketentuan waktu yang tidak diperbolehkan anak-anak untuk memasuki ruangan (kamar) orang dewasa kecuali meminta izin terlebih dulu adalah: sebelum shalat subuh, tengah hari, dan setelah shalat isya. Aturan ini ditetapkan mengingat di antara ketiga waktu tersebut merupakan waktu aurat, yakni waktu ketika badan atau aurat orang dewasa banyak terbuka (Lihat: QS al-Ahzab [33]: 13). Jika pendidikan semacam ini ditanamkan pada anak maka ia akan menjadi anak yang memiliki rasa sopan-santun dan etika yang luhur.
5.      Mendidik menjaga kebersihan alat kelamin.
Mengajari anak untuk menjaga kebersihan alat kelamin selain agar bersih dan sehat sekaligus juga mengajari anak tentang najis. Anak juga harus dibiasakan untuk buang air pada tempatnya (toilet training). Dengan cara ini akan terbentuk pada diri anak sikap hati-hati, mandiri, mencintai kebersihan, mampu menguasai diri, disiplin, dan sikap moral yang memperhatikan tentang etika sopan santun dalam melakukan hajat.
6.      Mengenalkan mahram-nya.
Tidak semua perempuan berhak dinikahi oleh seorang laki-laki. Siapa saja perempuan yang diharamkan dan yang dihalalkan telah ditentukan oleh syariat Islam. Ketentuan ini harus diberikan pada anak agar ditaati. Dengan memahami kedudukan perempuan yang menjadi mahram, diupayakan agar anak mampu menjaga pergaulan sehari-harinya dengan selain wanita yang bukan mahram-nya. Inilah salah satu bagian terpenting dikenalkannya kedudukan orang-orang yang haram dinikahi dalam pendidikan seks anak. Dengan demikian dapat diketahui dengan tegas bahwa Islam mengharamkan incest, yaitu pernikahan yang dilakukan antar saudara kandung atau mahram-nya. Siapa saja mahram tersebut, Allah Swt telah menjelaskannya dalam surat an-Nisa’ (4) ayat 22-23.
7.      Mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata.
Telah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun, jika fitrah tersebut dibiarkan bebas lepas tanpa kendali, justru hanya akan merusak kehidupan manusia itu sendiri. Begitu pula dengan mata yang dibiarkan melihat gambar-gambar atau film yang mengandung unsur pornografi. Karena itu, jauhkan anak-anak dari gambar, film, atau bacaan yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi.
8.      Mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilât.
Ikhtilât adalah bercampur-baurnya laki-laki dan perempuan bukan mahram tanpa adanya keperluan yang diboleh-kan oleh syariat Islam. Perbuatan semacam ini pada masa sekarang sudah dinggap biasa. Mereka bebas mengumbar pandangan, saling berdekatan dan bersentuhan; seolah tidak ada lagi batas yang ditentukan syariah guna mengatur interaksi di antara mereka. Ikhtilât dilarang karena interaksi semacam ini bisa menjadi mengantarkan pada perbuatan zina yang diharamkan Islam. Karena itu, jangan biasakan anak diajak ke tempat-tempat yang di dalamnya terjadi percampuran laki-laki dan perempuan secara bebas.
9.      Mendidik anak agar tidak melakukan khalwat.
Dinamakan khalwat jika seorang laki-laki dan wanita bukan mahram-nya berada di suatu tempat, hanya berdua saja. Biasanya mereka memilih tempat yang tersembunyi, yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Sebagaimana ikhtilât, khalwat pun merupakan perantara bagi terjadinya perbuatan zina. Anak-anak sejak kecil harus diajari untuk menghindari perbuatan semacam ini. jika bermain, bermainlah dengan sesama jenis. Jika dengan yang berlainan jenis, harus diingatkan untuk tidak ber-khalwat.
10.  Mendidik etika berhias.
Berhias, jika tidak diatur secara islami, akan menjerumuskan seseorang pada perbuatan dosa. Berhias berarti usaha untuk memperindah atau mempercantik diri agar bisa berpenampilan menawan. Tujuan pendidikan seks dalam kaitannya dengan etika berhias adalah agar berhias tidak untuk perbuatan maksiat.
11.  Ihtilâm dan haid.
Ihtilâm adalah tanda anak laki-laki sudah mulai memasuki usia balig. Adapun haid dialami oleh anak perempuan. Mengenalkan anak tentang ihtilâm dan haid tidak hanya sekadar untuk bisa memahami anak dari pendekatan fisiologis dan psikologis semata. Jika terjadi ihtilâm dan haid, Islam telah mengatur beberapa ketentuan yang berkaitan dengan masalah tersebut, antara lain kewajiban untuk melakukan mandi. Yang paling penting, harus ditekankan bahwa kini mereka telah menjadi Muslim dan Muslimah dewasa yang wajib terikat pada semua ketentuan syariah. Artinya, mereka harus diarahkan menjadi manusia yang bertanggung jawab atas hidupnya sebagai hamba Allah yang taat.

2.             TERNYATA HEWAN PELIHARAAN BISA MENDETEKSI KEHAMILAN

Jakarta, Binatang peliharaan terkadang suka menunjukkan perilaku berbeda jika orang yang memeliharanya sedang hamil. Bagaimana binatang peliharaan mendeteksi kehamilan?
Hingga kini memang belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa binatang peliharaan seperti anjing atau kucing bisa mendeteksi kehamilan pemiliknya. Tapi beberaa contoh kasus yang terjadi telah menunjukkan hal tersebut.
"Selama sepuluh tahun saya bekerja sebagai pelatih binatang, saya telah banyak melihat contoh adanya perubahan sikap dan perilaku dari binatang ketika pemiliknya sedang hamil," ujar Nikole Gipps, seorang pelatih binatang, seperti dikutip dari Babycenter, Sabtu (4/9/2010).
Nikole menuturkan hewan peliharaan ini mungkin tidak mengerti bahwa dalam waktu sembilan bulan akan ada satu anggota keluarga baru yang akan bergabung. Tapi anjing dan kucing bisa mendeteksi perubahan suasana hati, sikap, perilaku dan zat kimia di dalam tubuh yang terjadi selama seseorang sedang hamil.
Hewan peliharaan ini juga akan menunjukkan perubahan perilaku, misalnya anjing akan menjadi lebih waspada dan overprotective seperti menggeram, mengikuti kemana pun pemiliknya pergi untuk melindunginya dari bahaya atau orang lain, menemani sang pemilik ketika ia harus istirahat total atau dengan sabar menemani sang pemilik berjalan-jalan meskipun kecepatannya menjadi lebih lambat dari normalnya. Kondisi ini terjadi terutama di masa-masa awal kehamilan.
Namun hal berbeda akan terjadi pada binatang kucing, karena pada umumnya kucing akan menunjukkan sikap cemburu dan bertingkah aneh. Hal ini disebabkan kucing merasa diabaikan oleh sang pemilik sehingga menjadi bertingkah lebih agresif seperti buang air kecil sembarangan.
Untuk mencegah terjadinya perubahan perilaku yang mengganggu dari hewan peliharaannya, maka cobalah untuk tetap memberikan perhatian dan meminta bantuan pada anggota keluarga lain dalam memeliharannya atau sekedar mengajaknyaberjalan-jalan.
Namun jika anjing atau kucing tetap menunjukkan kelakuan yang nakal selama kehamilan, maka cobalah untuk meminta bantuan ahlinya untuk membantu hewan peliharaan menyesuaikan diri.
Memiliki hewan peliharaan memag bisa memberikan keuntungan bagi pemiliknya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi depresi, tekanan darah rendah serta membantu seseorang bisa hidup lebih lama.















3.      OTAK TIKUS PENYEMBUH ALZHEIMER
            Senil Demensia adalah suatu istilah umum untuk menguraikan perubahan aneka macam mental dan emosional yang sering ditemukan pada lansia, terutama yang berusia lebih dari 70 tahun. Kondisi tersebut disebut juga seniliti atau senil psikosis. Ditandai dengan berbagai derajat gangguan dari fungsi-fungsi intelektual, gangguan ingatan serius, terutama hal-hal yang baru saja terjadi, disorientasi tempat dan waktu, ketidakmampuan menangani hitungan-hitungan numerik, memperhatian dalam jangka waktu lama, mudah tertanggu, tak menyukai humor dan gejala perubahan kepribadian dramatik lainnya. 
Penyebab terjadinya Demensia Senil ini ada hubungannya dengan degenerasi yang terjadi secara berangsur-angsur. Ini disebabkan mundurnya fungsi jaringan di cerebral cortex (lapisan luar otak) dan gangguan sel-sel lainnya yang cukup serius.
Ada lagi penyakit yang mirip senil demensia ini yaitu yang disebut Alzheimer. Nama penyakit ini beberapa tahun lalu menjadi mencuat di media massa karena mantan presiden AS, Ronald Reagan, terserang penyakit tersebut. Alzheimer mirip dengan senil demensia, tapi uniknya alzheimer juga bisa menyerang usia yang lebih muda, mulai sekitar 40 sampai 60 tahun. Gejala spesifiknya, yaitu gangguan ingatan progresif, mundurnya fungsi intelektual, disorientasi dan apatis. Alzheimer disebabkan oleh atrophy atau mengecilnya jaringan otak, terutama bagian lobi depan, samping dan belakang. Penyakit yang belum bisa disembuhkan ini ditemukan oleh dokter ahli saraf asal Jerman bernama Alois Alzheimer (1894-1915).
Harapan untuk bisa sembuh dari penyakit ini datang dari AS. Para ilmuwan di Harvard Medical School, belum lama ini berhasil mengurangi gejala Alzheimer pada beberapa jenis hewan hidup. "Ide ini bisa menjadi kejutan," kata salah seorang periset dari Univ. Kedokteran Harvard. Menurutnya uapaya mengurangi gejala Alzheimer dan berusaha menyembuhkannya adalah dengan cara membor tengkorak tikus hidup untuk diambil beberapa bagian otaknya. Protein yang terdapat pada tikus kecil atau tikus putih ini diyakini bisa memblok gejala kemunduran pada penderita Alzheimer. Mereka telah mencobanya pada hewan yang dikondisikan berpenyakit degenerasi dini ini. Ternyata dalam jangka waktu tiga sampai delapan hari, gejala akutnya mulai menurun, "Inilah harapan bagus bagi para penderita penyakit fatal ini," kata jubir di Lab. Univ. Kedokteran Harvard. 
ARTIKEL MATERI BIOLOGI
1.      IKAN TAHAN PENYAKIT
Perkembangan bioteknologi akuakultur atau budidaya perairan di China sudah berlangsung sejak dekade 50an. Indonesia bisa mengadopsi dari ilmuwan China yang kemudian meringkas pengalaman akuakulturnya menjadi 8 kata.
"Yaitu, air, benih, pakan, kepadatan, polikultur, rotasi, penyakit dan manajemen." Demikian disampaikan pakar perikanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Enang Haris, dalam Simposium Nasional Bioteknologi Akuakultur IV di Bogor, Jawa Barat, Kamis 17 Oktober 2012.
Menurut mantan Dekan Fakultas Perikan dan Ilmu Kelautan IPB itu, bioteknologi akuakultur merupakan salah satu komponen penting bagi kemajuan akuakultur suatu bangsa. 
Sejak ditemukan di China, kata Enang, perkembangan akuakultur diaplikasikan melalui teknologi induce breeding secara besar-besaran terhadap ikan Chinese carp. Indonesia harus berkaca dari keberhasilan China dengan memerankan bioteknologi untuk diterapkan bagi kemajuan industrialisasi akuakultur.
Ketua panitia acara ini, Nur Bambang Priyo Utomo juga menyampaikan betapa pentingnya bioteknologi dalam mendukung industri akuakultur. Salah satu dihelatnya acara ini adalah untuk mensosialisasikan hasil penelitian, menghimpun konsep pemikiraan dalam memanfaatkan dan mengembangkan bioteknologi akuakulutur. 
"Jadi perkembangan perikanan budidaya harus dikawal. Bila tidak dikawal dengan bioteknologi, bisa membahayakan lingkungan," kata nur Bambang yang juga ahli pakan perikanan dari IPB ini.  Nur Bambang melanjutkan, simposium ini juga membahas tentang penyakit ikan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menangani masalah penyakit ikan dengan melalui "perakitan ikan" yang tahan terhadap penyakit. 
"Cara perakitan ikan itu sudah disampaikan Dr Ryosuke Yazawa dari Tokyo University," jelas Nur Bambang. Perakitan ikan ini untuk menciptakan ikan yang tahan terhadap penyakit. "Perkembangan produksi ikan zebra dan perakitan udang yang tahan penyakit di Jepang bisa dijadikan model pengembangan teknologi serupa di Indonesia." 
Seorang ahli genetika Israel, Avigdor Cahaner, menghasilkan genetik ayam tak berbulu pertama di dunia di fakultas genetika Rehovot Agronomy Institute dekat Tel Aviv, Israel.


https://dikarekayasa.files.wordpress.com/2012/04/ayam-telanjang2.jpg?w=300&h=243Ayam dengan kulit telanjang diciptakan dengan perkawinan silang antara Ayam Broiler dengan spesies ayam yang memiliki leher tak berbulu.Ide di belakang pengembangan ayam telanjang ini bertujuan menghasilkan spesies ayam yang lebih efisien, yaitu ayam yang bisa bertahan hidup di negara-negara beriklim panas, dengan kata lain ayam tak lagi butuh pendingin ruangan yang akan menghemat biaya pemeliharaan ayam potong.



Dan tentu saja, ayam ini tidak membutuhkan pencabutan bulu sebelum diolah, sehingga memangkas ongkos produksi di pabrik pengolahan.Namun banyak yang menentang inovasi genetika ayam tak berbulu ini dan mengatakan bahwa perubahan tidak mendapat manfaat hewan, dan pada kenyataannya kemungkinan untuk membuat hidup ayam-ayam bugil ini lebih buruk.Ayam jantan tidak mampu untuk kawin karena mereka tidak bisa mengepakkan sayapnya untuk keseimbangan, dan ini juga berefek pada ayam betina.Karena ayam-ayam ini tak berbulu, ayam lebih rentan terhadap parasit, penyakit kulit, serangan nyamuk, variasi suhu dan sengatan matahari.
Profesor Avigdor Cahaner, membela ayam generasi bugil ini dengan mengatakan,
“Ini bukan ayam rekayasa genetika, itu berasal dari keturunan alam yang karakteristiknya telah dikenal selama 50 tahun, saya hanya membantunya untuk cepat tumbuh. Ayam broiler ini ayam normal, kecuali untuk fakta ia tidak memiliki bulu.”Para ilmuwan juga berharap generasi baru akan tumbuh lebih cepat karena tidak perlu menggunakan energi untuk menuumbuhkan bulu di tubuhnya, sehingga ayam akan memfokuskan makanan yang diserapnya untuk dijadikan daging sehingga ayam bisa lebih.
Berita tentang ayam berbulu pertama kali munculpada tahun 2002, dan sejak itu tidak ada lagi hal baru yang didengar. Kurangnya pembaruan di media tentang ayam khusus menunjukkan bahwa penciptaan Mr Cahaner itu tidak pernah berkembang biak secara komersial.Inovasi genetika ayam tanpa bulu ini sebenarnya telah dilakukan sejak 2002, dan mininya berita perkembangan baru tentang ayam tanpa bulu ini menunjukkan genetika ayam bugil ini tidak bisa dikembangkan untuk pasar komersial.




















3.      Meng-upgrade Pakan Bebek Dengan Fermentasi



Masalah utama dalam budidaya unggas adalah masalah pakan. Harga pakan konsentrat pabrik yang tinggi seringkali memperkecil margin keuntungan para peternak unggas bahkan menyiutkan nyali peternak pemula.
Khusus ternak bebek masalah pakan relatif lebih moderat karena pakan bebek tidak mutlak bergantung dari konsentrat pabrik. Hanya pada minggu-minggu awal pemeliharaan diperlukannya, maksimal sampai umur 1 bulan (untuk bebek pedaging). Selanjutnya sumber protein tinggi bisa diperoleh dari bahan yang ada di sekitar.
Description: https://bebekternak.files.wordpress.com/2011/04/beternak-bebek-300x224.jpg?w=640Dari pengalaman Pak Hadi peternak bebek di Bogor yang berdomisili di Jakarta Barat, bisa diambil contoh dalam mengembangkan cara penyediaan pakan bebek, yaitu dengan penambahan Tape Jerami. Sedianya produk ini didesain untuk memfermentasi bahan pakan untuk ternak besar seperti sapi. Namun kandungan bakteri aktifnya sangat memungkinkan untuk dipakai memfermentasi pakan bebek yang memang biasanya diberikan dalam keadaan basah (lembab).



Dengan 5 gr Ragi Tape Jerami per 10 kg pakan (Pak Hadi meracik pakan berupa bekatul, nasi aking, jagung sisa pipilan yang terbuang, gabah hampa, ampas kelapa). Pakan dicampur dengan ragi dan dibasahi agar lembab, selanjutnya diperam selama 2 hari.
Alhasil, pakan jadi wangi karamel yang membuat para bebek demikian lahap menyantapnya. “Kalaunya tidak saya batasi, bebek-bebek maunya makan terus”‘ ujar Pak Hadi senang. Sekarang tak ada lagi pakan basi karena tidak habis ini masih bisa dimakan besok.
Hebatnya, bebek yang telah lepas konsentrat pabrik di akhir minggu 2 ini menunjukkan perkembangan yang amat signifikan. Di umur 1 bulan bobotnya mencapai 500 gr-700 gr. Suatu hal yg belum pernah dialami Pak Hadi selama berternak bebek. Biasanya di umur segitu paling standar bobot 400 gr-450 gr.
Tingkat serangan snot (dengan gejala kepala bengkak dan pilek) hanya menyerang 10% dari populasi yang biasanya mencapai 50%. Beberapa ekor bebek yang terkena serangan ND (leher melintir) yang biasanya tak tersembuhkan, bisa sembuh  dengan sendirinya.
Pakan bebek yang difermentasi dengan Ragi Tape Jerami akan terangkat nilai gizinya. Protein akan terpecah menjadi bentuk yang siap serap tanpa banyak yang terbuang. Nafsu makan bebek menjadi berlipat-lipat. Sistem imunitas bebek akan terbangun lebih baik.
Ini semua bisa terjadi karena Ragi Tape Jerami mengandung:
1.      Bakteri Acetobacter yang mampu menghasilkan senyawa selulosa dengan derajat kemurnian yang tinggi.
2.      Jamur Rhizopus yang memproduksi enzim phytase yang mencerna phytates, sehingga meningkatkan penyerapan mineral seperti zinc, besi, dan kalsium. Proses fermentasi juga mengurangi oligosakarida yang membuat pakan susah dicerna.Tekstur yang dimiliki pakan lebih lunak  karena enzim yang dihasilkan jamur rhizopus selama proses fermentasi meninbulkan perubahan pada protein, lemak, dan karbohidrat. Enzim yang dihasilkan jamur ini antara lain lipase, protease dan amilase yang dalam organ pencernaan unggas berfungsi mencernakan lemak, protein danpati.Jamur Rhizopus memproduksi zat antibiotika alami untuk melawan sejumlah organisme merugikan.
3.      Aspergillus niger yang sejenis jamur yang bersifat fakultatif, dapat berkembang dalam kondisi aerob maupun anaerob. Oleh karena itu, penggunaan mikroba ini untuk fermentasi akan lebih praktis, karena proses fermentasi tidak mesti tertutup rapat. Jamur ini menghasilkan asam sitrat. Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang merupakan senyawa untuk bahan pengawet yang baik dan alami.(Teknik fermentasi ini mendapat dukungan dari hasil penelitian yang dilakukan Litbang Deptan Jawa Barat).

1 botol Ragi Tape Jerami isi 500 gr cukup untuk memfermentasi 1000 kg bahan pakan (1 ton). Harganya yang murah meriah namun manfaatnya terbukti nyata bisa memberi pencerahan bagi para peternak bebek.