PROPOSAL INOVASI PEMBELAJARAN
Pengembangan Model Pembelajaran GeLeM (Green Learning Method) terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan di SMAN 1 Arjawinangun
Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Evi Roviati, S.Si, M.Pd
Disusun Oleh
Lu’lu’ Mukhoyyaroh
Nopan Dwi Santoso
Nurulloh Toyibah Tulloh
Biologi B/VI
Kelompok 2
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2015
Pengembangan Model Pembelajaran GeLeM terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
X pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan di SMAN 1 Arjawinangun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembelajaran
memerlukan berbagai inovasi yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tanpa mengabaikan nilai kemanusiaan dan hakikat pendidikan. Pembelajaran
Sains di Perguruan Tinggi idealnya mengacu pada Pendidikan Sains Nasional
Amerika (Rahman et all. 2008) yang menyarankan agar dalam proses
pembelajaran dosen menyiapkan metode yang lebih memperhatikan pada keterampilan
teknik pengambilan keputusan, teori, dan penalaran. Adapun pengembangan
profesionalisme harus memberikan pengalaman kepada calon guru sehingga dapat
membangun pengetahuan, pengertian, dan kecakapan. Carin dan Evans dalam
Rustaman (2010), menyatakan bahwa sains mengandung empat hal yaitu produk, proses,
sikap dan teknologi.
Kondisi riil
dari pembelajaran biologi di SMAN 1 Arjawinangun belum sepenuhnya mencerminkan
suatu pembelajaran sains sesuai hakikatnya yaitu pembelajaran yang tidak hanya
mengutamakan produk tetapi juga proses serta sikap ilmiah. Akan tetapi dalam
proses pembelajaran belum mengeksplorasi sumber belajar dari lingkungan atau
alam sekitar. Siswa kurang berinteraksi dengan lingkungan aslinya. Padahal pengalaman
berinteraksi dengan lingkungan dalam mengeksplorasi secara langsung dilingkungan
riil akan menjadi pengalaman yang sangat berharga dan menyadarkan kepada siswa
sekaligus guru untuk mencintai dan merawat lingkungan. Proses pembelajaran mata
pelajaran Biologi memerlukan sumber/media belajar yang relevan. Alam sebagai
sebagai tempat atau rumah makhluk hidup secara otomatis akan menjadi objek
kajian siswa pada pelajaran Biologi. Pembelajaran di alam merupakan
pembelajaran yang kontekstual untuk memberikan gambaran secara riil objek kajian
yang akan dipelajari. Selain itu pembelajaran berbasis natural resources
memberikan nuansa positif untuk mengubah paradigma belajar dari tekstual
menjadi kontekstual. Belajar tidak hanya di dalam kelas dengan menggunakan
media cetak dan elektronik, tetapi juga dapat dilakukan dengan pendekatan observational
learning berbasis alam. Pendekatan ini mendorong mahasiswa untuk untuk
lebih memaknai metode ilmiah dan sikap ilmiah. Green learning adalah metode
pengembangan pembelajaran dengan mengajarkan tentang hakikat lingkungan kepada mahasiswa.
Konsep green learning diinspirasi oleh adanya stagnansi di dalam
mengembangkan sikap positif terhadap lingkungan hidup, kurangnya partisipasi
dan peran dalam aktivitas-aktivitas lingkungan hidup. Lingkungan dan ekologi
mencakup bagaimana menjaga lingkungan, mencintai lingkungan ini, apa saja dampak
buruk akibat rusaknya lingkungan dan pemanasan global.
Karakteristik
lingkungan yang berbeda memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi
mahasiswa. Hutan yang merupakan sumber belajar lingkungan riil memberikan
pengalaman yang membekas bagi mahasiswa untuk belajar dan mengekplorasi hutan
sebagai tempat untuk belajar secara independen. Penerapan green learning
erat kaitannya dengan konsep forest school. Murray (2005),
menyebutkan bahwa sekolah hutan (forest school) dapat: 1) Mengembangkan
kepercayaan diri dalam mendemonstrasikan dalam waktu dan ruang untuk belajar
secara independen. 2) Mengembangkan kemampuan sosial (social skills)
dan kesadaran dalam kerja secara tim meningkat serta siswa lebih aktif dalam berpartisipasi
di dalam permainan 3) meningkatkan kemampuan dalam berbahasa dalam komunikasi,
4) meningkatkan partisipasi dan kemampuan dalam konsentrasi siswa meningkat, 5)
Mengembangkan skill secara fisik dan motorik, 6) Meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan alami dan bertanggungjawab
terhadap lingkungan (7) memberikan perspektif baru tentang bagaimana guru
mengajar, mengamati siswa sesuai pengaturan yang diinginkan, (Ardhi, M.W,
dkk.2014).
B.
Rumusan
Masalah
Dalam
rumusan masalah ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Identifikasi Masalah
a. Wilayah Penelitian
WiIayah
penelitian berkaitan dengan metode pembelajaran GeLeM dan hubungannya dengan hasil belajar siswa pada konsep
pencemaran lingkungan di SMAN 1 Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekataan
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teoritis dan empirik. Pendekatan
teoritis penulis ambil dari berbagai buku literatur yang berhubungan atau erat
kaitannya dengan judul proposal, sedangkan pendekatan empirik penulis peroleh
dan hasil studi lapangan melalui observasi dan tes tertulis.
c. Jenis Masalah
Jenis
masalah dalam proposal ini adalah mengungkap peningkatan hasil belajar siswa
dengan metode GeLeM pada konsep
pencemaran lingkungan di SMAN 1 Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.
2. Pembatasan Masalah
Pembatasan
masalah dalam skripsi ini meliputi penggunaan metode pembelajaran GeLeM, pada konsep pencemaran lingkungan
dan hubungannya dengan hasil belajar siswa pada siswa kelas X di SMAN 1
Arjawinangun Cirebon.
3. Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimana respon penggunaan metode GeLeM pada pembelajaran Biologi pokok bahasan pencemaran lingkungan
di kelas X SMAN 1 Arjawinangun Cirebon?
b. Bagaimana hasil belajar siswa dengan metode GeLeM pada pembelajaran Biologi pokok bahasan pencemaran lingkungan
di kelas X SMAN 1 Arjawinangun Cirebon?
c. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode GeLeM dengan kelas kontrol pada
pembelajaran IPA-Biologi pokok bahasan pencemaran lingkungan di kelas X SMAN 1
Arjawinangun Cirebon?
C.
Tujuan
Penelitian
a. Untuk mengkaji
tentang efektivitas pelaksanan pengajaran metode GeLeM pada pembelajaran Biologi pokok bahasan pencemaran lingkungan
di kelas X SMAN 1 Arjawinangun Cirebon?
b. Untuk menentukan
hasil belajar siswa dengan menggunakan metode GeLeM pada pembelajaran Biologi pokok bahasan pencemaran lingkungan
di kelas X SMAN 1 Arjawinangun Cirebon?
c. Untuk mengkaji
perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode GeLeM dengan kelas kontrol pada
pembelajaran IPA-Biologi pokok bahasan pencemaran lingkungan di kelas X SMAN 1
Arjawinangun Cirebon?
D.
Manfaat
Penelitian
1.Sebagai
bahan masukan bagi siswa untuk bisa meningkatkan kemapuan pengamatan
lingkungan, sehingga kualitas hasil
belajar meningkat.
2.Sebagai
bahan masukan bagi guru untuk bisa melaksanakan pembelajaran biologi dengan
baik dan bisa menerapkan metode pembelajaran yang sesuai.
E.
Hipotesis
Terdapat hubungan yang signifikan dengan menggunakan
metode pembelajaran GeLeM terhadap
hasil belajar siswa kelas X di SMAN 1 Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.
BAB II
KAJIAN TEORI
Pembelajaran memerlukan berbagai inovasi
yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai
kemanusiaan dan hakikat pendidikan. Pembelajaran Sains di Perguruan Tinggi idealnya
mengacu pada Pendidikan Sains Nasional Amerika (Rahman et all. 2008)
yang menyarankan agar dalam proses pembelajaran dosen menyiapkan metode yang
lebih memperhatikan pada keterampilan teknik pengambilan keputusan, teori, dan
penalaran. Adapun pengembangan profesionalisme harus memberikan pengalaman
kepada calon guru sehingga dapat membangun pengetahuan, pengertian, dan
kecakapan. Carin dan Evans dalam Rustaman (2010), menyatakan bahwa sains
mengandung empat hal yaitu produk, proses, sikap dan teknologi.
Proses pembelajaran Biologi memerlukan
sumber/media belajar yang relevan. Alam sebagai sebagai tempat atau rumah
makhluk hidup secara otomatis akan menjadi objek kajian mahasiswa Pendidikan
Biologi. Pembelajaran di alam merupakan pembelajaran yang kontekstual untuk
memberikan gambaran secara riil objek kajian yang akan dipelajari. Selain itu pembelajaran
berbasis natural resources memberikan nuansa positif untuk mengubah paradigma
belajar dari tekstual menjadi kontekstual. Belajar tidak hanya di dalam kelas dengan
menggunakan media cetak dan elektronik, tetapi juga dapat dilakukan dengan pendekatan
observational learning berbasis alam. Pendekatan ini mendorong mahasiswa
untuk untuk lebih memaknai metode ilmiah dan sikap ilmiah.
A. Pengetian metode Green
learning (GeLeM)
Green
learning adalah metode pengembangan pembelajaran dengan mengajarkan
tentang hakikat lingkungan kepada mahasiswa. Konsep green learning diinspirasi
oleh adanya stagnansi di dalam mengembangkan sikap positif terhadap lingkungan
hidup, kurangnya partisipasi dan peran dalam aktivitasaktivitas lingkungan
hidup. Lingkungan dan ekologi mencakup bagaimana menjaga lingkungan, mencintai
lingkungan ini, apa saja dampak buruk akibat rusaknya lingkungan dan pemanasan
global. Karakteristik lingkungan yang berbeda memberikan pengalaman belajar
yang berbeda bagi mahasiswa.
Green learning adalah
metode pengembangan pembelajaran dengan mengajarkan tentang hakikat lingkungan
kepada mahasiswa (Ruyani, 2012). Konsep green learning diinspirasi oleh
adanya stagnansi di dalam mengembangkan sikap positif terhadap lingkungan
hidup, kurangnya partisipasi dan peran dalam aktivitas-aktivitas lingkungan
hidup (Ardhi et. al, 2014). Penerapan green learning erat
kaitannya dengan konsep forest school. Murray (2005), menyebutkan bahwa
sekolah hutan (forest school) dapat: 1) Mengembangkan kepercayaan diri
dalam mendemonstrasikan dalam waktu dan ruang untuk belajar secara independen.
2) Mengembangkan kemampuan sosial (social skills) dan kesadaran dalam
kerja secara tim meningkat serta siswa lebih aktif dalam berpartisipasi di
dalam permainan 3) meningkatkan kemampuan dalam berbahasa dalam komunikasi, 4)
meningkatkan partisipasi dan kemampuan dalam konsentrasi siswa meningkat, 5)
Mengembangkan skill secara fisik dan motorik, 6) Meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan alami dan bertanggungjawab terhadap
lingkungan (7) memberikan perspektif baru tentang bagaimana guru mengajar,
mengamati siswa sesuai pengaturan yang diinginkan.
B. Pengetian Hasil Belajar
Belajar pada hakikatnya merupakan perubahan yang terjadi pada
diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas tertentu. Perubahan yang
dimaksud disini adalah perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan dan ketreampilan menjadi lebih baik dari sebelumnya (Sutikno,
2008:4). Menurut Sudjana (1991:2) hasil belajar merupakan perubahan perilaku
individu. Dimana perubahan perilaku yang dimaksud adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan, bukan hanya salah satu aspek saja melainkan semua aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilannya.
Berdasarkan
pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang
dimiliki oleh siswa yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan perilaku
setelah melakukan aktivitasnya, baik aspek kognitif, afektif maupun
pesikomotor.
Menurut Horward Kingsley dalam Sudjana (1991:22-23) hasil
belajar dibagi menjadi tiga macam yaitu a) keterampilan dan kebiasaan, b)
pengetahuan dan pengertian, c) sikap dan cita-cita. Dalam system pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Dalam hal ini ranah
Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat
aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan
dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau
reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Sedangkan ranah psikomotor berkenaan
dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Dalam hal ini
terdiri dari enam aspek yaitu a) gerak reflex, b) keterampilan gerakan dasar,
c) kemampuan perceptual, d) keharmonisan atau ketepatan, e) gerakan
keterampilan kompleks, dan f) gerakan ekspresif dan interpretatif.
C. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Purwanto (2004:107) Hasil belajar dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal
dari diri siswa sendiri antara lain kondisi fisik, kondisi panca indra, bakat,
minat, kecerdasan, motifasi dan kemampuan kognitif siswa. Sedangkan faktor
eksternal berasal dari lingkungan antara lain kurikulum atau bahan pelajaran,
suasana belajar dan kompetensi guru. Sedangkan menurut Abu Ahmad (2005:103)
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain 1) faktor raw
input yaitu faktor murid atau anak itu sendiri, dimana tiap anak memiliki
konisi yang berbeda-beda baik konisis fisiologis maupun konisis psikologis, 2)
faktor environmental input yaitu faktor lingkungan baik itu lingkungan
ala`mi maupun lingkungan social, 3) faktor instrumental input yang
didalamnya terdiri dari kurikulum, bahan pelajaran, sarana dan fasilitas serta
kompetensi guru.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan kondisi
siswa;
Faktor
yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni aspek
fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat
rohaniah). Aspek fisiologis yaitu kondisi umum jasmani. Aspek psikologis (yang
bersifat rohaniah) yaitu tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat
dan motivasi siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa;
Faktor
eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni ; faktor lingkungan sosial dan
faktor lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial seperti guru, para staf
administrasi dan teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar
seorang siswa. Sedangkan lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang di gunakan siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning).
Jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang di gunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Pendekatan
belajar merupakan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam
menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa hasil belajar dipengaruhi
oleh beberapa faktor anatar lain bakat belajar, waktu yang tersedia untuk
belajar, kemampuan individu, kuaitas pengajaran dan lingkungan sekitar. Sebagai
indicator yang dijadikan tolak ukur untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar
mengajar berhasil apabila : a) daya serap terhadap bahan pelajaran yang
diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individu maupun kelompok, b)
perilku dalam tujuan pembelajaran telah dicapai siswa baik individu maupun
kelompok, dan c) terjadinya proses pemahaman materi secara keseluruhan.
Penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan menggunakan
test, baik itu pretest (tes awal) maupun postest (tes akhir), kedua komponen
tersebut memiliki fungsi masing-masing yaitu :
1. Fungsi pretest adalah :
a. Untuk mempersiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena
dengan pree test pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang mereka
kerjakan.
b. Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan
dengan proses pembelajaran yang dilakukan dengan membandingkan hasil pre test
dan hasil post test.
c. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah di miliki peserta
didik mengenai bahan ajaran yang akan di jadikan topik dalam proses
pembelajaran.
2. Fungsi postest adalah :
a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah di tentukan baik secara individu maupun kelompok.
b. Untuk mengetahui peserta didik – peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar.
c. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan maupun
evaluasi.
Menurut Winarno Surakhmad dalam
Jemmars (1980), hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan,
ujian, atau tes. Maksud ulangan tersebut adalah untuk memperoleh suatu indeks
dalam menentukan keberhasilan siswa. Hasil belajar adalah prestasi belajar yang
dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu
perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu
proses belajar dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing
sejalan dengan filsafatnya.
Yang menjadi indikator utama hasil
belajar siswa adalah sebagai berikut :
a) Ketercapaian daya serap
terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun
kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan
penetapan criteria ketuntasan belajar minimal (KKM).
b) Perilaku yang
digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara
individual maupun kelompok.
D. Pencemaran
Lingkungan
Masalah pencemaran lingkungan merupakan masalah lama
yang dihadapi manusia dimana hingga saat ini masalah tersebut masih belum dapat
terselesaikan, malah bertambah parah. Pencemaran lingkungan adalah masuknya
substansi-substansi berbahaya ke dalam lingkungan sehingga kualitas lingkungan
menjadi berkurang atau fungsinya tidak sesuai dengan peruntukannya. Sehingga
tatanan lingkungan yang dulu berubah karena adanya pencemaran lingkungan. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pencemaran yang dilakukan oleh
manusia, yaitu akibat pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dan
perkembangan teknologi. Faktor-faktor tersebut menyebabkan kebutuhan penduduk
juga meningkat, contohnya semakin banyak pengguna kendaraan pribadi sehingga
menimbulkan polusi udara.
Pulotan merupakan sebutan bagi manusia hidup,
energi, zat atau komponen lain yang menyebabkan terjadinya pencemaran. Ada tiga
syarat suatu bahan dikatakan sebagai polutan, yaitu apabila kadar atau
jumlahnya melebihi ambang batas normal, berada pada waktu yang tidak tepat dan
berada pada tempat yang tidak semestinya.
Menurut Undang-undang pokok pengelolaan lingkungan
hidup No. 4 tahun 1982 dalam buku ( Sri Pujiyanto : 2008 ), pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energi, dan
komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Turunnya kualitas lingkungan tampak dari melemahnya
fungsi atau menjadi kurang dan tidak sesuai lagi dengan
kegunaannya,berukurangnya petumbuhan, serta menurunnya kemampuan reproduksi.
Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran dinamakan bahan pencemar.
Syarat-syarat suatu zat atau bahan dapat disebut bahan pencemar jika
keberadaannya dapat merugikan makhluk hidup karena jumlahnya melebihi batas
normal, berada pada waktu yang tidak tepat, atau berada pada tempat yang tidak
tepat.
1.
Macam-macam Bahan Pencemar
Berdasarkan sifatnya, bahan pencemar dibedakan
menjadi dua macam, yaitu bahan pencemar yang dapat terdegradasi atau dapat
diuraikan dan bahan pencemar yang tidak dapat terdegradasi.
a.
Bahan Pencemar yang terdegradasi
Bahan-bahan
pencemar yang dapat terdegradasi memiliki stuktur kimia yang sederhana sehingga
dapat didegradasi, didekomposisi, dihilangkan, atau dirombak, baik melalui
proses alam maupun melalui sistem rekayasa manusia sehingga bersifat tidak
mencemari. Bahan pencemar yang terdegradasi terbagi menjadi dua kategori, yaitu
terdegradasi secara cepat dan terdegradasi secara lambat.
·
Bahan
pencemar yang terdegradasi secara cepat
Bahan-bahan pencemar
yang termasuk kategori ini bersifat nonpersisten ( tidak terus-menerus ) dan
umumnya dapat terdekomposisi lebih cepat.
Contoh : limbah manusia, limbah hewan dan limbah
perkebunan.
·
Bahan
pencemar yang terdegradasi secara lambat
Pencemaran
yang terdegradasi secara lambat bersifat persisten dan umumnya terdekomposisi
secara lambat, tetapi pada akhirnya dapat .
terpecah secara sempurna dan
menjadi tidak berbahaya. Bahan-bahan radioaktif dan senyawa-senyawa sintesis,
seperti DDT ( dikloro difenil trikloroetana ) umumnya termasuk pencemar
kategori ini karena proses alam tidak mampu memecahnya secara cepat. Sebagai
contoh DDT memerlukan waktu empat tahun untuk dapat terpecah sebanyak 25
persen. Bahan pencemar yang bersifat persisten harus dihindari dan tidak
dibuang ke lingkungan atau di perairan sehingga tidak menumpuk atau
terakumulasi pada tingkat yang membahayakan.
b.
Bahan pencemar yang tidak
terdegradasi
Pencemaran
yang tidak terdegradasi adalah senyawa yang tidak terpecah atau terdekomposisi
melalui proses alami.
Contoh : merkuri,
timbal, alumunium dan plastik.
Sama halnya dengan
pencemar yang terdegradasi secara lambat, pencemar yang tidak terdegradasi
harus dihindari keberadaannya dalam lingkungan, baik di udara, air, maupun
tanah. Juga harus dijaga supaya berada pada tingkat yang tidak membahayakan.
Pada
saat ini, pencemaran lingkungan berlangsung atau terjadi di mana-mana dengan
laju yang sangat cepat. Bahan pencemaran lingkungan makin berat dengan masuknya
berbagai bahan kimia, termasuk logam berat, dari limbah industri.
Macam-macam Pencemaran Lingkungan
1. Pencemaran Air
Air merupakan
kebutuhan pokok manusia. Air digunakan untuk minum, masak dan menuci. Namun,
manusia tidak mampu menjaga kualitas air yang ada di bumi. Hal ini bisa
terlihat dari maraknya berita pencemaran air di berita seperti tumpukan sampah
di kali atau sungai. Pencemaran air dapat disebabkan oleh limbah rumah tangga,
pestisida, limbah anorganik dan pupuk. Air buangan rumah tangga dikenal
dengan limbah domestik yang mengandung 95% sampai dengan 99% air dan sisanya
adalah limbah organik. Limbah rumah tangga ini merupakan sumber makanan yang
baik untuk bakteri. Apabila sungai dan danau terkontaminasi dengan limbah rumah
tangga, akan banyak ditemukan bakteri dan dapat menyebabkan penyakit kolera dan
tifus. Akibat kegiatan bakteri tersebut, berbagai macam makhluk hidup lain bisa
mati akibat dari kekurangan oksigen. Karena pada saat di bawah kondisi aerob,
bakteri pembusuk menggunakan oksigen di dalam air untuk menguraikan materi
organik. Sebagian air buangan terdiri dari komponen nitrogen, seperti urean dan
asam urik yang terurai menjadi amoniak dan nitrit. Biasanya perairan yang
dilalui limbah rumah tangga populasi ganggang akan meningkat pesat karena
banyaknya persediaan nutrisi dan persediaaan oksigen dalam perairan tersebut
akaan berkurang. Semakin ke hilir atau ke arah muara, limbah organik lebih
terurai sempurna sehingga kandungan oksigen di dalam air kembali ke batas
normal.
imbah organik juga merupakan
penyebab pencemaran air. Ada beberapa industri yang membuang limbahnya ke
sungai. Limbah-limbah tersebut mengandung logam-logam beracun seperi merkuri,
tembaga, kadmium, dan seng. Pupuk dan pestisida juga penyebab pencemaran air.
Pupuk yang tidak terserap oleh tanaman dapat terbawa oleh air hujan, masuk ke
sungai atau danau sehingga sungai atau danau menjadi kaya nutrien dan
pertumbuhan eceng gondok meningkat pesat. Petisida merupakan senyawa kimia
beracun yang digunakan manusia untuk mengontrol hama. Pestisida mengandung
herbisida, fungisida dan insektisida yang juga tidak baik untuk makhluk hidup.
2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara merupakan
pemandangan yang dihadapi manusia setiap harinya. Pencemaran udara umunya
dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna, seperti
pembakaran batubara, kayu, minyak dan gasolin. Polutas gas yang masuk ke udara
berasal dari aktivitas manusia atau terjadi secara alami. Polutan gas ini
mengandung karbon dioksida, karbon monoksida, timah, nitrogen oksida, dan
sulfur dioksida.
Saat ini jumlah karbon dioksida (CO2)
yang dilepaskan ke udara terus mengalami peningkatan sehingga terjadilah efek
rumah kaca atau kenaikan suhu di bumi. Efek rumah kaca ini menjadi masalah
darurat yang dapat mengancam kehidupan manusia di bumi. Peningkatan suhu di
bumi menyebabkan salju di daerah kutub mencair sehingga permukaan air laut
meningkat. Itulah menjadi salah satu faktor yang memicu semakin seringnya
terjadi banjir di bumi. Karbon monoksida membuat kemampuan darah untuk membawa
oksigen ke jaringan tubuh berkurang. Karbon monoksida ini dihasilkan oleh asap
motor dan mobil. Sulfur dioksida (SO2) yang meningkat di atmosfer menyebabkan
gangguan kesehatan pada manusia, terutama radang paru-paru, penyakit bronkitis
dan gagal jantung. Selain itu, SO2 juga mampu merusak semua vegetasi hingga
jarang yang jauh dan SO2 merupakan komponen utama yang menyebabkan terjadinya
hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan korosi pada bangunan dan kerusakan
hutan. Nitrogen oksida juga merupakan komponen hujan asam. Timah dapat
ditemukan di udara, air dan makanan yang dimakan oleh manusia. Keracunan timah
dapat terjadi apabila telah terakumulasi di dalam tubuh dalam jangka waktu yang
lama. Konsentrasi timah yang tinggi di dalam tubuh dapat menyebabkan tubuh
kehilangan kontrol terhadap tangan dan kaki, kram, koma dan kematian.
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah ni berasal dari
limbah rumah tangga, limbah industri dan limbah pertanian. Sampah merupakan
bahan pencemar utama dalam limbah rumah tangga. Dapat kita lihat banyak sampah
yang berserakan dimana-mana. Hujan asam yang terjadi akibat aktvitas insudtri
dapat menyebabkan mineral berbaaya terlepas dari ikatannya dan kondisi pH tanah
menjadi rendah. Penggunaan pupuk kimia yang tidak terkendali menyebabkan tanah
kehilangan zat haranya sehingga produktivitas pertanian menurun. Ditambah
dengan masuknya pestisida ke dalam tanah akan berdampak ke berbagai makhluk
hidup lewat rantai makanan.
Melihat keadaan bumi
kita yang sudah dipenuhi dengan pencemaran. Manusia sebagai faktor penyebab
pencemaran lingkungan, harus mengubah perilakunya terhadap lingkungan. Manusia
harus menjaga dan melestarikan lingkungan, bukan merusaknya. Karena pencemaran
lingkungan menjadi permasalahan yang dapat mengganggu aktivitas manusia di
bumi. Manusia dapat memulainya dengan berbagai macam kegiatan cinta lingkungan.
Yang paling penting adalah kesadaran dari dalam diri sendiri karena semua upaya
yang dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan tidak akan berjalan tanpa
adanya kesadaran manusia terhadap lingkungan.
KISI – KISI SOAL
No
|
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
Jenis
Soal
|
Jenjang
Soal
|
No
Soal
|
1
|
Mampu
Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antara
komponen, serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk meengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan
|
Peserta
didik mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk
mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan
|
Siswa
mengetahui contoh dari pencemaran lingkungan
|
PG
PG
|
C3
C4
|
6
7
|
Siswa
Mengetahui contoh dari pencemaran udara
|
PG
PG
PG
|
C1
C3
C3
|
1
2
3
|
|||
Siswa
mengetahui pencemaran contoh dari pencemaran air
|
PG
PG
|
C1
C2
|
4
5
|
|||
Siswa
dapat menjelaskan akibat dari pencemaran udara
|
PG
PG
PG
|
C4
C2
C3
|
8
9
11
|
SOAL
1.
Zat
Penyebab tejadinya polusi Udara antara lain ……
A. Debu, dan asap knalpot C. Debu dan zat
peptisida
B. Mikroorganisme dan H2O D. Kertas dan Kaleng
2.
Bahan-bahan
yang masuk kedalam lingkungan yang dapat mengganggu kehidupan organism di
dalamnya disebut …….
A. Insektisida C.
Racun
B. Polutan D.
Pestisida
3.
Bahan
yang dapat merusak lapisan ozon adalah ….
A. Sampah C.
Asap Knalpot
B. Limbah D.
Hair Spray
4.
Dibawah
ini yang bukan merupakan sumber-sumber polusi udara ….
A. O2 C.
Sampah
B. CO D.
Limbah Industri
5.
Berikut
ini merupakan dampak negative dari penebangan hutan adalah ….
A. Meningkatnya Hasil Kayu C. Lapisan atas tanah
makin subur
B. Terjadinya tanah
longsor D. Ada
yang menahan jatuhnya air hujan
6.
Peningkatan
suhu dipermukaan bumi seperti terjadinya efek rumah kaca, mencairnya es
dibagian kutub bumi disebabkan oleh meningkatnya gas ….
A. CFC C.
CO2
B. O2 D.
SO2
7.
Bagaimana
cara mencegah limbah pabrik agar tidak terjadi pencemaran lingkungan …
A. Mendirikan pabrik jauh
dari pemukiman penduduk
B. Menggunakan mesin-mesin
modern
C. Didaerah sekitar pabrik
dibuat penghijauan
D. Proses Pengolahan
limbah yang baik
8.
Usaha
apa yang dapat mengurangi pencemaran udara oleh karbon monoksida…
A. Mencampur bensin dengan
solar
B. Mengurangi penggunaan
bahan bakar kendaraan bermotor
C. Melokalisasi
pabrik-pabrik
D. Menghentikan penggunaan
bahan minyak
9.
Apabila
membuang sampah sembarangan dapat mengakibatkan …..
A. Tanah menjadi subur C. Menyebabkan
Erosi
B. Timbulnya bibit
penyakit D. Tanah
menjadi Longsor
10. Berikut ini yang bukan
termasuk zat buangan industry
A. Merkuri C.
Benzen
B. Timah D.
Besi
DAFTAR PUSTAKA
Ardhi, M.W, dkk. 2014. Jurnal Florea Volume 1 No. 2, Nopember 2014 (21-25).Madiun : IKIP PGRI Madiun
Yuhanna, W.L, Ardhi, M.W,
Prabowo, S.A, 2014. Jurnal Florea Volume 1
No. 2, Nopember 2014 (21-25).Madiun : IKIP PGRI Madiun
ide yang bagus "gelem"
BalasHapus