Rabu, 14 Oktober 2015

Makalah Zoologi Annelida

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Annelida yang sering juga disebut Annulata adalah salah satu jenis cacing yang bersegmen. Jika dilihat dari namanya Annelida yang berasal dari bahasa latin (annulus yang berarti cincin). Tubuhnya yang bersegmen menyerupai cincin itu sehingga banyak yang menyebutnya cacing gelang. Annelida merupakan salah satu filum invertebrate yang memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan filum-filum invertebrate lainnya. Tubuhnya berongga (celomata) dan tripoblastik. Beberapa spesies cacing yang termasuk ke dalam filum Annelida hidup di dalam air tawar, air laut dan juga di darat serta ada juga yang hidup sebagai parasit. Tubuhnya berkutikula dan licin.

Filum Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah. Perkembangan buku-buku badan ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam ruas badan (segmentasi) yang berbeda. Annelida memiliki coelom yang besar untuk mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks. Terdapat sekitar 12,000 jenis di laut, air tawar dan daratan, terbagi menjadi tiga kelas.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.    Apa itu filum annelida?
2.    Bagaimana ciri-ciri umum (morfologi dan anatomi) dari filum annelida?
3.    Dimana habitat tempat hidup annelida?
4.    Bagaimana klasifikasi dari filum annelid?
5.    Bagaimana siklus hidup annelid?
6.    Bagaimana peranan annelid bagi kehidupan sehari-hari dan dalam perspektif islam?

C.     TUJUAN
1.      Mengetahui karakteristik atau cirri umum dari filum annelid
2.      Mengetahui habitat dari filum annelid
3.      Mengetahui dan memahami pengklasifikasian yang ada dalam filum annelid
4.      Memahami siklus hidup dari filum annelid
5.      Mengetahui peranan annelid bagi manusia dan dalam pandangan islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Umum Filum Annelida
Annelida berasal dari bahasa latin (kata annulus yang berarti cincin dan oidos yang berarti bentuk).[1] Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk tubuhnya bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang. Pada annelida terdapat selom yang oleh septum-septum dibagi menjadi beberapa kompartemen. Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utama membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral. Annelida memiliki system digesti, saraf, ekskresi dan reproduksi yang bersifat metamerik.[2]

Annelida memiliki tubuh memanjang, simetri bilateral, bersegmen, dan permukaannya dilapisi kutikula, dinding tubuh dilengkapi otot, memiliki prostomium dan sistem sirkulasi, saluran pencernaan lengkap, sistem ekskresi sepasang nefridia di setiap segmen, sistem syaraf tangga tali, sistern respirasi terdapat pula epidermis, reproduksi monoesis atau diesis dan larvanya trokofor atau veliger.

Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas, beberapa organ (misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh, organ yang lain seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas.  Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem, rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm. Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utama membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.

1.      Ciri-ciri Umum (Morfologi dan Anatomi) Filum Annelida
a.       Ciri Morfologi
Ciri-ciri yang dapat dilihat dan diamati pada bagian luar tubuh dari hewan yang termasuk dalam filum annelida, diantaranya:
a)      Memiliki tubuh yang bersegmen
b)      Tubuh berbentuk tubular memanjang atau gilig
c)      Memiliki tubuh yang simetri bilateral
d)     Memiliki septa yang memisahkan setiap ruas segmen
e)      Tubuhnya licin
f)       Mengandung rambut-rambut kaku (setae)
g)      Memiliki alat untuk berenang (parapodia)

b.      Ciri Anatomi
Ciri-ciri bagian dalam tubuh hewan yang termasuk dalam filum annelid, yaitu:
1)      Memiliki tiga lapisan tubuh (tripoblastik) yakni, eksoderm, meksoderm dan endoderm.
2)      Berkutikula sehingga licin tubuhnya
3)      Memiliki alat ekskresi berupa sepasang nefridia
4)      Hemafrodit


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHpV6i3-ezoa7jNojIGF-3MeI9xG7GZJVwgu2NNloI-fJhqkbzbMIz30Z5vjOrM6K1pqtJBy7Dz8x4Ggg_CpKSi_BmJKYkFmZCmabdERaQIcHp2vNwdQr5NtjIuZb2T42uK0RI_VRqkJ8/s400/annelida+3.jpg

B.     Habitat dan Penyebaran Filum Annelida
Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit (merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri. Adapun penyebaran terdapat di beberapa daerah, diantaranya yaitu Indonesia, Finlandia, dan Rusia.

C.     Klasifikasi Filum Annelida
Filum Annelida dibagi menjadi 7 (tujuh) kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, Archiannelida, Echiroidea, Myzostoma, Gephyrea dan Hirudinea, pembagian ke dalam kelas terutama didasarkan pada segmentasi tubuh.[3] seta, parapodium, sistem sirkulasi, ada tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi. Contoh spesies annelida yang terkenal adalah cacing tanah (Lumbricus sp.) cacing ini hidup di tanah, makanannya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan tanah.  Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah diolah.

a.       Kelas Polychaeta
Polychaeta, dalam bahasa Yunani “poly” = banyak, “chaetae” = rambut kaku, merupakan Annelida berambut banyak. Anggota kelas polychaeta dikenal dengan sebutan umum cacing laut, cacing sikat, cacing ruas. Umumnya hidup di air. Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut-rambut kaku atau setae yang dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku. Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah-merahan. Setiap segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan sepasang alat gerak atau alat berenang yang disebut parapodia.

Cacing polychaeta bertubuh memanjang dapat lebih dari 30 cm, silindris (agak pipih dorsoventral) dan bersegmen. Hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut dan aktif di waktu malam. Kepala jelas, dengan faring yang ditonjolkan keluar. Faring itu berahang dan dikelilingi peristomium dan yang beratap disebut prostomium. Prostomium dilengkapi 4 mata sederhana, 2 tentakel pendek dan palpus. Mempunyai alat gerak seperti dayung (parapodia) yang mengandung setae (rambut kaku) kecuali di bagian segmen terakhir. Ruas terakhir (pigidium) mengandung anus. Warna tubuhnya banyak yang menarik (merah, merah muda, hijau ataupun kombinasi warna-warna). Metamerisme pada umumnya sempurna, dengan tiap segmen silindris identik, kecuali bagian kepala dan ekor. Dibagian anterior terdapat kepala yang sempurna, disebut prostomium. Pada kepala  terdapat mata, antena, sepasang palpus dan mulut di bagian ventral.[4]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtkiPqUzuh_KU7VUXyqT8Kqe0PkOvZB9JNEjxplmLpHtqzkIRZKS-cCi4yBCdAVA8jFShxjJWW6zvNZxSPDfPCjbhIkNG1lpzmSn127acLzb3FnQiDnM0Bh-DtioFTIWYyYaTszjXy52k/s1600/annelida+1.jpghttp://www.anakunhas.com/wp-content/uploads/2011/07/polychaeta-300x118.jpg






https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsV8oxUwEy6kVnms7afH6ePyO2eqNRud0u9Tid1FstfsmxOdagQc1ungtpwkIC8u2fzdumfTX_caaejLIqei7HnLBN5fYtIzRV8qb07LEVchmKFhlCkB3AAw-8IznpF6B7WciDmPDCRAQ/s400/PARAPODIA.jpg







Sistem respirasi pada polychaeta dengan menggunakan kulit yang berkutikula terutama di parapodia. Parapodia adalah kaki seperti dayung (sirip) digunakan untuk berenang sekaligus bertindak sebagai alat pernafasan. Polychaeta bernafas dengan insang ketika di perairan, namun pertukaran gas via permukaan tubuh juga terjadi secara difusi. Beberapa jenis tiap ruas terdapat insang, kecuali ujung anterior & posterior. Pada Polychaeta mengalami modifikasi, jumlah & letak insang terbatas pada ruas tertentu.

Darahnya mengandung pigmen merah (hemoglobin), mengalir dalam pembuluh-pembuluh kontraktil yang disebut pembuluh-pembuluh longitudinal dorsal. Darah dalam pembuluh-pembuluh ini mengalir ke anterior. Sedangkan darah dalam pembuluh-pembuluh longitudinal ventral mengalir ke posterior. System sirkulasi pada polychaeta adalah dengan peredaran darah tertutup.

System ekskresi pada kelas polychaeta sama halnya dengan kelas-kelas lainnya pada filum annelid yakni dengan sepasang nefridium. Dalam tiap segmen, kecuali yang terakhir dan yang pertama, terdapat sepasang nefridium untuk membersihkan segmen di sebelah interior dari segmen tempat nefridium terdapat.

Sistem Pencernaan Polychaeta, terdapat ruas pada anterior yang mengandung mulut disebut peristomium. ruas terakhir atau pigidium mengandung anus. Sistem pencernaan terdiri atas beberapa tipe yaitu :
a.      Raptorial feeder: avertebrata kecil ditangkap dengan pharink/probosis yang dijulurkan, terdapat rahang kitin.
b.      Deposit feeder: menelan pasir & lumpur dalam lorong; bahan organik dicerna & partikel mineral dikeluarkan via anus, atau melalui tentakel cilia yang berlendir.
c.       Filter feeder: tidak punya probosis tutup kepala dilengkapi radiola untuk menyaring detritus & plankton.
http://www.anakunhas.com/wp-content/uploads/2011/07/anatomi-polychaeta-300x143.jpg
keterangan gambar :
1.      Taring
2.      Esophagus
3.      Jantung
4.       Testes
5.      Ovarium
6.      Proventikulus
7.      Ventrikulus
8.      usus
Sistem Gerak, setiap segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan sepasang alat gerak atau alat berenang yang disebut parapodia. Alat ini pun berperan sebagai alat pernafasan. Setae berupa berkas, biasanya ada dua berkas: notosetae (di bagian dorsal) dan neurosetae (di bagian ventral); parapodia menonjol, tipenya bernacam-macam (biramus, uniramus), kadang-kadang tereduksi prostomium pada umumnya berkembang baik, mempunyai mata dan tentakel, namun sangat termodifikasi pada hewan sedentaria. Pergerakan disebabkan oleh perpaduan gerak antar parapodia, otot dinding tubuh dan cairan rongga tubuh. Gerak undulating mengakibatkan cacing dapat menjalar dan berenang dengan cepat. Kebanyakan Polychaeta hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae. Setae adalah bulu-bulu yang melekat pada parapodia, yang membantu polychaeta melekat pada substrat dan juga membantu mereka bergerak.

Sistem saraf dan indera, pada hewan ini terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal, dapat juga disebut sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal itu dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang sebatang saraf ventral. Dalam tiap metamer (segmen), batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion.

Palpus dan tentakel pada hewan ini termasuk indera yang menerima saraf dari ganglion supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4 buah.
Sistem reproduksi dari Polychaeta terdiri dari reproduksi seksual dan reproduksi aseksual. Reproduksi Seksual Polychaeta yaitu secara diocious dan monocious. Seksual via fertilisasi eksterna (ovum dan sperma di lepas di air). Feritilisasi dari zigot → trokofor → juvenile. Pembuahannya dilakukan di luar tubuh. Telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi larva yang disebut trakofora atau trakofor yang kemudian menjadi juvenile. Reproduksi Aseksual Polychaeta biasanya dengan cara membelah diri. Pada Cirratulidae, Sabellidae, Spionidae & Syllidae (Tunas/Budding) dari parapodia. bagian tubuh menjadi dua bagian. Dalam reproduksi aseksual Polychaeta dikenal Epitoksi yaitu pembentukan individu reproduktif yang merupakan fenomena reproduksi khas polychaeta, hewan tampak jadi dua bagian.
Polychaeta dibagi dalam dua Ordo : Erratia dan Sedentaria. Penggolongan itu di dasarkan perkembangan anterior dan cara hidup hewan dari masing-masing kelompok.

Ordo Sedentaria, segmen tubuh & parapodium tidak sama; faring tidak punya rahang, bersembunyi dalam lumpur/hidup dalam tabung di lumpur, parapodia dan organ saraf mereduksi bentuk kepala mengalami berbagai modifikasi sesuai fungsinya sebagai ciliary feeder.
1)      Famili Sabella (cacing kipas), struktur dikepala seperti bulu yang disebut radiola.
2)      Famili Chaetopterus, hidup dalam tabung berbentuk huruf U notopodium mengsekresi kantong lendir yang menjaring makanan dari air. Kantong secara periodik akan masuk ke dalam mulut ventral suckers.
3)      Famili Arenicola, hidup dalam tabung berbentuk huruf J.

Ordo Errantia, segmen tubuh sama dari kepala hingga ekor parapodia sama dari depan hingga belakang pelagis merayap lubang organ indera berkembang baik.
1)      Famili Tomopteris, berenang bebas dan bioluminescen.

Contoh polychaeta, diantaranya:
·         Sabellastarte indica (cacing kipas)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimTl43Zz_xkIL6jLmkX7F6sFEZhWfol6X-eJWI0JOjGxbEJo1u8Pe_T-MsTmot6ZXcaNO74zA-UUdG0jRNSH3LwcYk5It5I7Ny1FhRsWbJOhhMbS-Yhwtemubre3ewbU7BPjAdjHUyDDY/s400/Ver-Polychetes-Sabellastarte-indica-ou-sp.02.jpg




·         Marphysa sanguine
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_Mg7ASawMd51qMLDb-c8FSzV3BUnA-OvA88CdTo17iaQ8CHtMulHlcnPg8bl3c_xcljFWDQ-_UyHgran3U1RyZB6oTv89uYXE-HGJOYX83pPdQhskk3QPxxJl5LXbog7CAN1rw27R0C0/s400/Marphysa+sanguinea.jpg
 





·         Eunice viridis (cacing wawo)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga4w8xQmvEADYN0RaOGYEwH-dbvg5JgAU5RVrVhw3MSRJgXfJ8H2O8CM4upd8LXgL8FDwie0JzQKJU3MhIzZCooDJAo5abp-mSBUnr59XAG6CLqMJtG2PCBQO8Fklv9iieaSxUnl6B1Jw/s400/eunice+viridis+%2528palolo%25291.jpg





·         Lysidice oele (cacing palolo)
·         Nereis virens (kelabang laut)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzmuRxxuChZwrMC7dqDsC_1iMsx350S30PFag5wDPUBfo-tvUC47yI7rI-pLK-Idxwt3VQZgtWzpzw0ig8JAyWbHcCYV0LIhECwqcp58nXPlIeXER0ee6lH_7Ny1Rxp6cOGFBCUIKaNbA/s1600/nereis+virens.jpg





Salah satu contoh polychaeta yang terkenal adalah Nereis sp.
1.      Nereis sp.
Cacing kerang, seperti Nereis sp. adalah pemangsa yang aktif. Banyak yang memiliki kepala yang berkembang baik, dengan rahang bagus, mata dan organ peraba lainnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzmuRxxuChZwrMC7dqDsC_1iMsx350S30PFag5wDPUBfo-tvUC47yI7rI-pLK-Idxwt3VQZgtWzpzw0ig8JAyWbHcCYV0LIhECwqcp58nXPlIeXER0ee6lH_7Ny1Rxp6cOGFBCUIKaNbA/s1600/nereis+virens.jpg
Gambar . Nereis virens

Bagian kepala terdiri dari prostomium dan segmen pertama (periostomium). Pada protomium terdapat sepasang palp (embelan yang digunakan sebagai alat perasa dan membantu ketika makan). Periostomium mempunyai 4 pasang tentakel yang panjang. Segmen-segmen berikutnya memiliki sepasang parapodia (semacam kaki berdaging ) dengan rambut yang banyak. Alat pencernaan makanan terdiri atas : mulut-faring –esofagus-usus-anus. Antara dinding tubuh dan intestine terdapat selom yang berisi alat ekskresi (nepridium) dan alat-alat kelamin. Sisem peredaran darah kearah depan, pembuluh darah ventral yang mengalirkan darah kebagian belakang. Pembuluh lateral adalah yang menghubungkan kepada organ-organ yang lain. Dinding tubuh disusun oleh kutikula, epidermis, otot melingkar dan otot memanjang.[5]

b.      Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari bahasa Yunani, yaitu “oligo” yang berarti sedikit dan “chaetae” yang artinya rambut kaku. Jadi, Oligochaeta adalah annelid yang berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki beberapa setae pada tubuhnya yang bersegmen. Habitat cacing ini umumnya di air tawar dan tempat lembab. Namun, ada pula yang hidup di darat. Tubuhnya bersegmen-segmen dengan jumlah segmen mencapai 200 buah. Setae tidak membentuk berkas, tunggal dan membentuk rangkaian tertentu, tidak memiliki parapodia, jarang mempunyai insang (kecuali yang akuatik), prostomium kecil, berbentuk kerucut, tanpa mata atupun tentakel. Organ reproduksi hermafrodit (pembuahan silang) artinya susunan gonad dan saluran-saluran reproduksi khas, metamerisme terbatas, sejumlah segmen membentuk clitellum untuk menyekresikan cocoon.
http://www.anakunhas.com/wp-content/uploads/2011/07/anatomi-cacing-tanah-224x300.jpgStruktur anatomi oligochaeta (hewan cacing tanah) sebagai berikut ini:





keterangan gambar :
A. penampang membujur cacing tanah
B. penampang lintang cacing tanah
1.      mulut
2.      faring
3.      kerongkongan
4.      tembolok
5.      perut kalang
6.      usus
7.      testes
8.      ovarium
9.      nefridium
a. kutikula                                      e. pembuluh darah atas
b. epidermis                                   f. pembuluh darah bawah
c. otot melingkar                           g. barang syaraf
d. otot membujur                           h. hefridium
i. usus
Contoh kelas oligochaeta adalah sbagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSXCP_Jn3N7w3hLdZ3Xfw8S2Xgj2UyCY7EVdt5OuPIwXhdCTLptYb7VtKewerLOXJmezlIzXiQZYfPKL86Z3Yzb0mf8qqagp9Xx7fPI-2Dq3rDwMRZD6SF8X0Iz1pZNh6KKWD1d8fopA4/s400/pheretima.jpgPheretima sp                        Lumbricus terrestris               Tubifex tubifex
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGNPcof1JJoUGfooF-8X7jMxC5ADaaHYtRLwR9KntUOwLNmsoVrNdvLH5Lvedbnq8uI06rZslpgMIwSYpCreH9LdC8uof_n9oQMVDK1EjNiF6B0-UDxFDribQiCW-LiymCIOtdwZ44_nw/s400/tubifex.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFrS2ay2z0qIMM5biB0qIAnm68L7osir83HaB1YaqY6SBatIEVn7Ccle6rdPsEPUVtZNZJJFf9RCcZki6FzbPQXkwD4xPGdiAdrW8YtvciEahhofw8mxggRnCYA8eaViTd4XrWfr3Db_8/s400/lumbricus.jpg




Sistem Respirasi, kelas Oligochaeta tidak memiliki parapodia seperti pada kelas polychaeta, pernapasannya dilakukan melalui seluruh permukaan tubuhnya. Itu sebabnya mengapa tubuh kelompok cacing ini berlendir. Tubuh cacing tanah tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini selalu lembap dan basah. Melalui selaput inilah cacing bernapas. Kutikula menyebabkan udara di dalam tanah dapat masuk ke pembuluh darah cacing. Setelah masuk ke pembuluh darah, udara tersebut diedarkan ke seluruh tubuh. Tetapi ada juga Oligochaeta yang bernafas dengan menggunakan insang, yakni kelas oligochaeta yang hidup akuatik.
Sistem Pencernaan, kelas Oligochaeta memiliki sistem pencernaan yang lengkap mulai dari mulut, faring, kerongkogan dan usus. Traktus digestivus beberapa sebuah tabung lurus mulai dari mulut, lalu faring yang kuat dan membengkak  (segmen 2-6), esofagus (segmen 6-14), ingluvies (tembolok) yang berdinding tipis (segmen 14-17), gizzard (lambung tebal) (segmen 17-18), kemudian usus halus (segmen 19 sampai akhir) dan anus. Usus halus mempunyai lipatan internal sebelah dorsal yang disebut tiflosol, yang memanjang mengikuti panjang usus. Esofagus dilengkapi dengan 3 pasang kelenjar berkapur yang memanjang pada sisi-sisinya. Makanannya adalah sisa dedaunan yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
Sistem Reproduksi, Cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi tidak melakukan pembuahan sendiri. Hal itu karena, matangnya sel kelamin betina tidak sama waktunya dengan matangnya sel kelamin jantan. Organ reproduksi betina terdapat di segmen ke-9 sampai ke-14 dan organ reproduksi jantan terdapat di segmen ke-10 sampai ke-15. Di segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat klitelum, yaitu penebalan epidermis sebagai penghasil lendir. Sewaktu sepasang cacing berkopulasi maka akan keluar lendir yang akan membungkus kedua cacing dan menjaga sperma dari kekeringan. Selubung (coccon) lendir tadi akan maju mundur di sepanjang kedua tubuh cacing. Setelah itu, sel telur dari masing-masing cacing keluar dan memasuki coccon. Jika melewati lubang kelamin jantan, telur-telur yang ada di dalam coccon akan dibuahi oleh sperma dari cacing yang berlainan. Setelah selesai pembuahan, coccon akan lepas ke arah depan. Sekarang di dalam coccon terdapat telur-telur yang akan dibuahi dan kemudian tekur-telur tersebut akan menetas menjadi cacing.
Sistem Ekskresi, Pada anggota oligochaeta, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir. Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.[6]
Contoh yang representative dari kelas ini adalah cacing tanah.
1.      Lumbricus terrestris
Ø  Lumbricus terrestris mempunyai bentuk morfologi sebagai berikut:
a.       Tubuhnya bulat panjang, warna bagian dorsal lebih gelap dibandingkan dengan bagian ventral, segmen tubuhnya lebih dari 100 buah yang masing-masing dengan 4 pasang rambut. Pada ujung depan (anterior) ada suatu bagian / tonjolan adaging yang disebut prostomium (bukan merupakan segmen).
b.      Dinding tubuh terdiri dari kutikula, epidermis, otot melingkar dan otot memenjang. Bagian selom memisahkan dinding tubuh dengan intestin, antara segmen yang satu dengan segmen bagian yang lain dipisahkan oleh sekat pemisah vertical. Selaput yang membatasi tubuh sebelah dalam disebut perotonium. Cairan-cairan yang terdapat dibagian selom membantu didalam ekskresi.
Ø  Sistem pencernaan makanan
Mulut-faring- esophagus-crop-(tembolok)-gizzard (lambung yang menebal berguna untuk menggiling makanan)-usus (mulai segmen ke 19 sampai dengan ke anus).
Ø  Sistem Ekskresi pada Lumbricus terrestris menggunakan nephridium.
Ø  Sistem peredaran darah
Darah dipompa ke bagian depan oleh pembuluh darah darah dorsal dan dialirkan kebagian bawah melalui 5 pasang jantung ke dalam pembuluh darah subintestin yang selanjutnya akan bercabang-cabang lagi ke bagian intestin, nephridium dan dinding tubuh.
Ø  Sistem respirasi permukaan kulit.
Ø  Reproduksi
Terjadi melalui perkawinan 2 individu, walaupun cacing ini merupakan hewan hermaprodit tetapi pembuahan sendiri belum pernah terjadi. Cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi tidak terjadi fertilisasi oleh dirinya sendiri (self-fertilizing). Disisni ada 2 pasang testes, masing-masing terletak dalam segmen ke-10 dan ke-11, yang dibungkus oleh vesikulaseminalis yang berjumlah 3 pasang dan setiap pasangan vesikula seminalis ini terletak dalam segmen ke-9 , ke-10, dank e-11.
Spermatozoa dari vesikula seminalis melalui 2 pasang vasa eferensia, dan vasa-vasa eferensia itu kemudian bersatu menjadi 1 pasang vasa deferensia paa segmen ke-12, terus melanjut sampai segmen ke-15 dan terbuka ditempat itu. Reseptakulum seminalis berpasangan terdapat dalam segmen ke-9 dan ke-10 dan 11. Ada sepasang ovarium dan segmen ke-13, berisis telur, dan telur ini melewati oviduk lalu ke luar tubuh dalam segmen ke-14.
Kopulasi berlangsung pada malam hari. Selama kopulasi (kira-kira 3 jam), spermatozoa dari ekor cacing dipindahkan ke dalam reseptakulus seminalis cacing yang lain. Biasanya terjadi fertilasi reseprokal (fertilisasi terbentuk pada masing-masing cacing kira-kira pada klitelum. Ukuran kokon  kira-kira 7  5 mm. kokon memanjang kedepan (karean gerakan cacing) dan menerima telur dari cacing itu sendiri dan spermatozoa dari cacing yang lain yang disimpan dalam reseptakulum seminalis. Setelah kokon menerima telur dan spermatozoa , kemudian cacing menarik kembali kokon kebelakang dan lubang kokon tertutup. Kokon itu kemudian membungkus zigot-zigot yang terbentuk, dan masing-masing zigot tumbuh menjadi cacing kecil dalam kokon. Kokon yang berisi cacing-cacing kecil itu diletakan dalam tanah yang lembab.[7]

c.       Archiannelida
Anggota-anggota kelas ini hidup di laut, struktur tubuh masih sederhana, tanpa setae atau parapodia. Bersifat diesius atau hermafrodit. Merupakan cacing primitive, cacing kecil marga utama Polygordius, banyak terdapat di pantai. Ciri-ciri mirip larva polychaeta yang hidup di dasar pasir. Memiliki sepasang tentakel pada prostomiumnya. Pada sisi prostomium terdapat celah berbulu getar sebagai alat pengindera. Tubuhnya bersekat dan tiap sekat memiliki rongga tubuh, otot longitudinal, sepasang nefridia, sepasamg gonad, bagian saluran pencernaan dan bagian syaraf. Pertumbuhannya melalui perpanjangan anus.
Ciri-ciri archiannelida secara umum, yaitu:
·         Memiliki cangkang kapur (shell), simetri bilateral, tidak beruas, sebagian besar berbulu getar dengan kelenjar lender
·         Tidak mempunyai parapodia & seta
·         Bagian kepala membesar (kec. Scaphopoda dan Pelecypoda)
·         Kaki berotot sebagai alat merayap, meliang atau berenang
Fisiologi yang terjadi pada archiannelida yaitu system respirasi dengan insang, system ekskresi dengan sepasang nefridia dan Memiliki sistem syaraf (ganglia), bintik mata atau mata majemuk, statosista untuk keseimbangan.
Contoh: Polygordius sp. Hewan ini hidup di sepanjang pantai. Bentuknya menyerupai larva polychaeta yang primitive atau sebagai polychaeta yang mengalami degenerasi. Bentuknya seperti benang dengan panjang 100 mm, dan penampang dengan radius kira-kira 1 mm. dari luar somit-somit (segmen) tidak Nampak jelas. Prostomium dengan 2 buah tentakel perasa. Tidak ada setae atau parapodia. Alat-alat tubuh dalam seperti pada polychaeta umumnya, tetapi lebih sederhana. System saraf terletak dalam epidermis. Larva berbentuk trokofor. Somit-somit terbentuk di bagian posterior selama proses metamorphosis.
d.      Myzostoma
Anggota-anggota kelas ini merupakan parasit echinodermata. Bentuk tubuhnya seperti cakram, dengan segmentasi yang tidak begitu jelas. Mempunyai parapodia. Tidak ada system peredaran darah. Kebanyakan hermafrodit. Dalam perkembangannya melalui stadium larva trokofor. Sebagai contoh Myzostomum sp. Hidup sebagai ektoparasit pada echinodermata.

e.       Echiurida
Ciri-ciri dan fisiologi, yaitu:
·         Kelompok yang mempunyai bekas peruasan pada hewan dewasa (cacing senduk).
·         Berbentuk silindris, tidak beruas, dinding tubuh tipis dan penuh cairan dalam rongga tubuh, memiliki prestomium (belalai).
·         Memiliki mulut, usus dan anus.
·         Habitat di dasar lumpur atau pasir di bawah garis pasang surut, membuat liang berbentuk ‘U’.
·         Hidup secara komensalisme dengan beberapa jenis hewan dalam lubang yang sama.
f.       Gephyrea
Beberapa ahli memasukkan Gephyrea ke dalam filum terpisah yaitu Sipunculoidea. Anggota Gephyrea adalah cacing-cacing laut yang mempunyai sebuah struktur anterior di sekeliling mulut yang dapat ditarik ke dalam dan dapat pula ditonjolkan keluar, tidak terdapat parapodia dan setae. Hewan dewasa tidak bersegmen, namun pada beberapa jenis terdapat segmenentasi eksternal parsial. Contohnya, Phacolosoma sp. dan Sipunculus sp..
g.      Hirudinea
a. Habitat
Anggota kelas ini hidup parasitis atau bahkan sebagai predator. Ditemukan dalam air tawar atau di darat.
    
Anggota pada kelas ini tidak mempunyai parapodia atau setae-setae. Tubuhnya dengan 33 segmen ditambah lagi dengan prostomium. Mempunyai alat pengisap posterior atau anterior. Bersifat hermafrodit. Selom reduksi oleh karena terbentuknya jaringan ikat yang berlebihan. Contoh pada kelas ini adalah Hirudo medicinalis (lintah).

b. Morfologi dan Anatomi
Dalam keadaan biasa, lintah mencapai panjang 5-8 cm, pipih dorsoventral, dengan 26 metamer tetapi dari luar nampak tiap metamer itu mempunyai 2-5 anulasi (cicin yang melingkari tubuh). Pada lintah tidak ada setae dan parapodia. Pada sebelah anterior terdapat sebuah pengisap oral, dan pada sebelah posterior ada lagi sebuah. Kedua pengisap itu untuk menepel pada inang sewaktu mengisap darah. Mulut mempunyai 3 buah rahang dari kitin yang tersusun dalam segitiga. Tiap rahang tertutup dengan serasi (gigi kecil seperti pada gergaji). Segmen 9-11 berfungsi sebagai klitelum.[8]

c. Sistem Digesti
Mulut dari mulut terus ke faring yang berotot (segmen 4-8) dan di kelilingi dengan kelenjar ludah. Kelenjar ini mengeluarkan secret yang mengandungbahan anti koagulasi (mencegah mengentalnya darah). Dari faring terus ke tombolok (crop) yang dilengkapi dengan 11 pasang kantung lateral, memanjang sampai segmen segmen ke-18. Kantung-kantung yang memanjang itu kemudia bersatu lagi menjadi lambung yang di sebelah dalamnya terdapat lipatan-lipatan spiral internal, yang berguna untuk mencerna darah yang mengalir dari tembolok secara berangsur-angsur (gradually). Kantung-kantung tembolok itu itu berguna untuk menyimpan darah. Jumlah darah yang di simpan dalam krop dapat mencapai berat 3 kali berat lintah itu sendiri. Untuk mencerna darah sebanyak itu diperlukan waktu 3 bulan. Dari lambung saluran digesti melanjut ke usus, rectum, dan berakhir sebagai anus di sebelah posterior.
d. Sistem Respirasi dan Sirkulasi
          Pernapasan berlangsung melalui kulit. Darah yang mengandung hemoglobin (sebagai larutan) mengalir dalam pembuluh-pembuluh longitudinal yang berotot di sebelah lateral tubuh. Di sebelah dorsal dan ventral tubuh juga ada sinus-sinus berdinding tipis yang secara tidak langsung menghubungkan pembuluh-pembuluh longitudinal berotot itu dengan rongga-rongga dalam selom. Selom pada lintah telah tereduksi menjadi kecil. Beberapa ahli menduga bahwa rongga-rongga kecil dan sinus-sinus itu sebenarnya merupakan bagian-bagian selom yang tereduksi.
e. Sistem Ekskresi
          Setiap segmen dari segmen ke-7-23 berisis nefridia yang berpasanagan. Masing-masing nefridia mempunyai ekspansi berupa vesikula yang berbentuk gelembung dan merupakan muara saluran ekskresi.
f. Sistem Saraf dan Perasa
          Sistem saraf pada lintah sama seperti pada cacing tanah, tetapi pada lintah ganglion-ganglion ventralnya lebih jelas, sedangkan ganglion serebral lebih kecil. Lintah bermata 10 buah (5 pasang) dan terdapat pada 5 segmen pertama. Pada segmen-segmen selanjutnya terdapat organ-organ sensoris.
g. Reproduksi dan Perkembangan
          Lintah itu hermafrodit dengan beberapa pasang testes dan satu pasang ovarium. Untuk reproduksi diperlukan fertilisasi silang. Massa sel sperma (spermatofor) yang telah mengental (aglutinasi) dimasukkan kedalam vagina lintah partnernya melalui penis. Fertilisasi berlangsung secara internal dan perkembangan terjadi dalam kokon seperti pada cacing tanah. Tiap telur yang dibuahi menjadi zigot dan tumbuh menjadi lintah-lintah kecil dalam kokon. Kokon di letakkan dalam alam bebas.
Klasifikasi kelas Oligochaeta, dibagi menjadi 3 ordo:
1.      Ordo Acanthobdellia
Mempunyai setae, hanya satu marga yang ada, ditemukan di Finlandia dan Rusia.
Tidak punya alat isap pada anterior
Pada segmen 2-4 terdapat dua pasang seta tiap ruas
Contoh: Acanthobdella
2.      Ordo Gnathobdellia
Punya alat isap anterior & posterior
Lintah bergigi tiga buah (walau kadang-kadang tereduksi); mulut lebar, hampir menyatu denga bibir batil isap oral; biasanya barmata 5 pasang.
Punya 3 buah rahang, pharink tidak dapat dijulurkan
Contoh: Hirudo medicinalis, Haemadipsa
3.      Ordo Rhynchobdellida
Lintah degan proboscis yang eversible; mulut kecil, di tengah batil isap oral; kelompok glossiphoniid hidup di air tawar, kelompok piscicolid hidup sebagai parasit ikan, contoh: Galssiphonia.
Punya anterior sucker/tidak
Tidak punya rahang, tapi punya belalai
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH-G3vt1TLvIZWqM4G0qa1-TCqm_y1dS2Ni7sVkPBguYxbOxDIRVvwLbniP1i6jJjGn2zQrs4tDBTei3Z4jRIgsiz3CheImaB53LJxNl4jFxeq2SBdZLpDjY92iUtxfeRIkTo95N3khMU/s400/hirudo.jpgContoh: Piscicola, Helobdella
Hirudo medicinalis (lintah)


Ø  Adapun bentuk morfologinya adalah sebagai berikut:
Pipih, tidak berambut, pada ujung anterior dan posterior terdapat alat penghisap. Mulut terletak pada alat penghisap bagian anterior yang dilengkapi.
Ø  Sistem respirasi
Melalui permukaan tubuh
Ø  Sistem ekskresi
Dilakukan oleh 17 pasang nephridium
Ø  Sistem reproduksi
Hermaprodit, tetapi sel telur dari satu hewan dibuahi oleh sperma dari hewan lain.
Ø  Habitat
Air tawar, laut, dan darat
Ø  Makanan
Cacing, larva serangga, invertebrate laih, darah.[9]

D.    Fisiologi Filum Annelida
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).

Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O­2 & CO2 berdifusi via kulit menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga yang menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi lembab.

Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna makanannya secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilKTktsemNT83_-s8mNZ5vVOLyBUKjX3j_hPtJjyC4wtLLmarc71_-6iMrEEsr1-OdhZYvLLXiViKl3eSR48O6p_FSgbiRwc0MBzWXt2mkxbPWNlnAnN2IJTTWXZbN7jsPGab7cedrzUs/s400/pencernaan-cacing-1.jpg
 







Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esophagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRK6CwkmVTR0SX7Njopo40Yh5fV7aU_-iN36p5kmf9yjOEokzU9dQoew38bA7uA_vCTv55o_molQDz2RPcstBrV-6OoRor4TpBxnn5Q0aP7BD6yC8iz936Cim8yutiwHDRI8oocbaQg4c/s400/structure++peredaran+darah.jpg
 







System peredaran darah cacing

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVJDvDgfbu_kBu2bwz_aZ3KXoDwVx7mtmXrkukQWojJ6BCS57uinaNzvyEVdWo3R2w_dB8WYzYMbqcpsFoJelFThDt9pAcg14zppgJZRQyaIUec1tQmKnqKjK0_ZkcF__CHpr4UGX6tJM/s400/LTerrestrisNervousSys+1.jpgSistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior.  Sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali. Terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Susunan syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut otak. Atau sebuah benang syaraf yang panjang dengan ganglionic swelling dan syaraf lateral pada tiap ruas.




Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal-nefridium) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupaka pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD5o_apsk2nDLrjb2WBqgG0UHcjX7z1cWAw36HdvqU5t1qvSTyfQKND_iYAYQIw-6kg2v_9C7p_daLJJ92lY1xETrFZyEenHnKEtftdVkO9-IXw3eUnN0x9lSNhr7db3LyV1IbsmRVjVE/s400/nefridium+1.jpg
 









https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVQ_JEThJfXPZCu3XaPXy39eUphsad8GAHCiU_YK1PJPRhD71NzOoh0E6S8ZSxEHpCK6e6OCFiDS8INEUG-iD26bPwrsda-gj3fAJ0hOUIIwjrQAEJSEKK7b_8mrpA4jbnqUAui-1Iuxs/s400/repro+2.jpgAnnelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris). Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet, memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Klitelum adalah struktur reproduksi yang mengsekresi cairan & membentuk kokon tempat deposit telur. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris) melalui larva trochophore berenang bebas.







E.     Siklus Hidup Annelida
Annelida adalah hewan hemafrodit. Setiap individunya memiliki organ reproduksi jantan dan betina. Namun, annnelida tidak dapat bereproduksi tanpa kontribusi dari pasangan. Berikut ini siklus hidup annelid, yaitu:
·         Telur Peletakan
Cacing tanah, mungkin Annelida paling akrab, sebelum bertelur dua cacing mengikatkan diri satu sama lain, sementara cacing setiap melewati paket sperma yang lain. Setelah kawin, itu luas pelana seperti band pada cacing (disebut clitellum) mengeluarkan selubung lendir yang mulai bergerak ke arah kepala dari worm. Ketika bergerak maju, cacing mengeluarkan sperma dan telur ke dalam sarungnya, yang akhirnya membentuk kepompong telur. Annelida Terestrial bertelur di dalam tanah, sedangkan annelida akuatik  deposit atau melampirkan kokon telur mereka untuk tanaman atau pada substrat tanah. Polychaetes laut berubah menjadi tahap reproduksi disebut epitoke sebelum kawin. Epitokes Para polychaete jantan dan betina melepaskan sperma dan telur ke dalam air.
·         Tahap Larva
Polychaetes laut memiliki tahap larva yang hidup bebas, yang disebut "trokofor”. Trokofor akhirnya berubah menjadi bentuk dewasa.
·         Tahap dewasa habitat
larva baru menetas atau bermetamorfosis akan menjadi habitat dewasa. Annelida dewasa Sebagian besar hidup dalam tanah. Polychaetes laut hidup di substrat tanah dari habitat perairan mereka. Beberapa polychaetes laut membuat tabung di lumpur, dan tabung ini agak kaku memberikan perlindungan. Annelida parasit lainnya adalah hidup bebas.
·         Tahap dewasa sesungguhnya
Annelida paling dewasa menelan tanah, mencerna nutrisi organik dan mengeluarkan sisa makanan anorganik, misalnya pasir. Beberapa spesies parasit seperti lintah, bagaimanapun, memakan organisme lain. Beberapa spesies bahkan memangsa invertebrata lainnya.


F.      Peranan Annelida dalam kehidupan dan dalam perspektif islam
Annelida ada yang bersifat merugikan dan menguntungkan, namun sebagian besar Annelida bersifat menguntungkan bahkan ada yang dapat dijadikan sebagai bahan konsumsi di beberapa daerah, contohnya cacing wawo (Lysidice oele), dan cacing palolo ( Eunice viridis). Kedua cacing tersebut biasa dikonsumsi oleh manusia di beberapa tempat di Indonesia. Selain itu, beberapa contoh spesies Annelida yang menguntungkan antara lain: Lumbricus rubella yang memegang peranan penting bagi agroekosistem, cacing tersebut memproses sampah tanaman dan mengubahnya menjadi permukaan tanah sehingga kaya nutrisi. Cacing tersebut juga berperan sebagai dekomposer dan menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif dan enzim-enzim penghancur benda mati sehingga tidak mengherankan jika cacing dijadikan bahan pengobatan contohnya untuk typhus dan bahan pembuat kosmetik. Selain itu ada juga spesies yang biasa digunakan dalam ilmu kedokteran yaitu Hirudo medicinalis. Annelida berperan sebagai detritivor dalam ekosistem. [10]
Dalam perspektif islam, filum annelida tidaklah mempunyai peranan, melainkan filum annelida itu dipandang sebagai hewan yang kotor dan menjijikkan. Oleh karena itu dengan tubuhnya yang menjikkan annelida itu dihukumi hewan yang diharamkan. Sebagaimana Allah menjelaskan di dalam surah al-araf ayat 157yang bebunyi :        
tûïÏ%©!$#  šcqãèÎ7­Ftƒ tAqߧ9$# ¢ÓÉ<¨Z9$# ¥_ÍhGW{$# Ï%©!$# ¼çmtRrßÅgs $¹/qçGõ3tB öNèdyYÏã Îû Ïp1uöq­G9$# È@ÅgUM}$#ur NèdããBù'tƒ Å$rã÷èyJø9$$Î/ öNßg8pk÷]tƒur Ç`tã ̍x6YßJø9$# @Ïtäur ÞOßgs9 ÏM»t6Íh©Ü9$# ãPÌhptäur ÞOÎgøŠn=tæ y]Í´¯»t6yø9$# ßìŸÒtƒur öNßg÷Ztã öNèduŽñÀÎ) Ÿ@»n=øñF{$#ur ÓÉL©9$# ôMtR%x. óOÎgøŠn=tæ 4 šúïÏ%©!$$sù (#qãZtB#uä ¾ÏmÎ/ çnrâ¨tãur çnrã|ÁtRur (#qãèt7¨?$#ur uqZ9$# üÏ%©!$# tAÌRé& ÿ¼çmyètB   y7Í´¯»s9'ré& ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÎÐÈ
 (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.
“ dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk ”
Tetapi Allah maha adil, Dia menciptakan semua yang ada di dunia ini tidaklah dengan sia-sia, melainkan mempunyai peranan tersendiri. Filum annelida yang dipandang sebagai hewan yang kotor dan menjijikkan mempunyai peranan tersendiri. Misalnya cacing tanah, cacing tanah ini merupakan hewan yang di anggap oleh manusia sebagai hewan yang menjijikkan, tetapi berbeda dengan mahluknya, Allah menciptakan cacing ini sebagai hewan yang ikut membantu menyuburkan tanah. Karena di dalam tubuh cacing mengandung nutrien sehingga menyebabkan  tanaman yang tumbuh di atas tanah tersebut bisa menjadi subur. Selain cacing tanah, bangsa lintah-lintahan meskipun terlihat menyeramkan dengan bisa menyedot darah, namun lintah juga dapat berguna sebagai alat bantu pengobatan dengan metode sedot lintah.

Sebagaimana Allah menjelaskan di dalam al-qur’an surah Ali Imran:191. Yang isi kandungannya yaitu bahwasannya Allah  menciptakan segala sesuatu itu tidaklah sia-sia.

ûïÏ%©!$# tbrãä.õtƒ ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbr㍤6xÿtGtƒur Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $uZ­/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß $oYÉ)sù z>#xtã Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ
191.  (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Annelida yang sering juga disebut Annulata adalah salah satu jenis cacing yang bersegmen.
2.      Annelida merupakan hewan simetris bilateral ceolomata, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Annelida memiliki system digesti, saraf, ekskresi dan reproduksi yang bersifat metamerik.
3.      Ciri-ciri yang dapat dilihat dan diamati pada bagian luar tubuh dari hewan yang termasuk dalam filum annelida, diantaranya:
a)      Memiliki tubuh yang bersegmen
b)      Tubuh berbentuk tubular memanjang atau gilig
c)      Memiliki tubuh yang simetri bilateral
d)     Memiliki septa yang memisahkan setiap ruas segmen
e)      Tubuhnya licin
f)       Mengandung rambut-rambut kaku (setae)
g)      Memiliki alat untuk berenang (parapodia)
4.      Ciri Anatomi
Ciri-ciri bagian dalam tubuh hewan yang termasuk dalam filum annelid, yaitu:
a)      Memiliki tiga lapisan tubuh (tripoblastik) yakni, eksoderm, meksoderm dan endoderm.
b)      Berkutikula sehingga licin tubuhnya
c)      Memiliki alat ekskresi berupa sepasang nefridia
d)     Hemafrodit
5.      Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit (merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
6.      Filum Annelida dibagi menjadi 7 (tujuh) kelas berdasarkan segmentasi tubuh, yaitu:
1)      Polychaeta
2)      Oligochaeta
3)      Archiannelida
4)      Echiroidea
5)      Myzostoma
6)      Gephyrea
7)      Hirudinea
7.      Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O­2 & CO2 berdifusi via kulit menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga yang menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi lembab.
8.      Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.
9.      Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.
10.  Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna makanannya secara ekstraseluler.
11.  Siklus hidup Annelida adalah telur-larva (trokofor)-dewasa dalam habitat-dewasa
12.  Peranan Annelida bagi Kehidupan manusia, sebagai berikut diantaranya:
§  Untuk dikonsumsi
§  Untuk pengobatan sedot lintah
§  Sebagai decomposer dalam ekosistem, dll.
13.  Peranan Annelida dalam perspektif islam, cacing-cacingan dalam islam dikategorikan sebagai hewan yang menjijikan, sesuai dengan firman Allah QS. Al A’raf ayat 157. Sehingga cacing-cacingan diharamkan untuk dimakan. Namun, Allah tentunya menciptakan makhluk di muka bumi ini dengan banyak manfaat dan tidak sia-sia.




DAFTAR PUSTAKA
Brotodjoyo, Hikayat Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajahi Dunia Biologi. Jakarta: Tiga Serangkai
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktikum). Alfabet: Ciamis
Gurungblog. 2008. Annelida Avertebrata. http://www.gurungblog.com diakses pada Jum’at, 5 September 2013 pukul 12.00




[1] Neil A. Champbell, dkk. Biologi Edisi 8 2008 hal.253
[2] Hikayat Djarubito Brotodjoyo. Zoologi Dasar. 1998 hal.99
[3] Hikayat Djarubito Brotodjoyo. Zoologi Dasar. 1998 hal.100
[4] Sri Pujiyanto. Menjelajah Dunia Biologi. 2008 hal. 222
[5] Hikayat Djarubito Brotodjoyo. Zoologi Dasar. 1998 hal.100
[6] Hikayat Djarubito Brotodjoyo. Zoologi Dasar. 1998 hal.102
[7] Adun Rusyana. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktikum) hal. 78-80
[8] [8] Hikayat Djarubito Brotodjoyo. Zoologi Dasar. 1998 hal.100,102,107-108
[9] Adun Rusyana. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktikum) hal. 80
[10] Sri Pujiyanto. Menjelajah Dunia Biologi. 2008 hal. 222

1 komentar:

  1. Terus dikembangkan ka makalahnya, bisa jadi referensi https://kutubuku.org/annelida/

    BalasHapus