Jumat, 03 Maret 2017

Sains Teknologi Masyarakat (STM)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Implementasi kurikulum yang dikembangkan pada jenjang pendidikan  menekankan pembelajaran pada aspek kinerja siswa. Fungsi dan peranan guru hanya sebagai mediator dan fasilitator, siswa lebih proaktif untuk merumuskan sendiri tentang fenomena yang berkaitan dengan fokus kajian secara kontekstual, bukan secara tekstual. Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan.
Pembelajaran bertujuan untuk memotivasi siswa agar dapat menghubungkan pengetahuan yang diperoleh dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan warga masyarakat. Proses belajar akan sangat efektif bila pengetahuan baru diberikan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pengetahuan yang diberikan hendaknya ada hubungan yang erat dengan pengalaman nyata siswa sesungguhnya. Salah satu pembelajaran yang diterapkan disekolah SMA adalah pembelajaran sains. Pembelajaran sains memiliki peran yang sangat penting dalam menyiapkan anak memasuki dunia kehidupannya. Sains pada hakekatnya  merupakan sebuah produk dan proses. Produk sains meliputi fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum. Sedangkan proses sains meliputi cara-cara memperoleh, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan yang mencakup cara kerja, cara berfikir, cara memecahkan masalah, dan cara bersikap. Mata pelajaran sains yang diterapkan disekolah salah satunya Biologi. Ilmu Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat serta dapat memecahkan masalah dan membuat keputusan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Namun sayangnya dibeberapa sekolah dari hasil implementasi kurikulum, proses pembelajaran di Indonesia khususnya dibidang Biologi umumnya masih bertumpu pada bagaimana memahami konsep, prinsip, dan menghafal istilah dalam Biologi. Proses pembelajaran yang diterapkan belum menjadi sarana untuk memberdayakan keterampilan berpikir kreatif siswa. Sebagaian ahli pakar pendidikan menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki oleh lulusan pendidikan dasar sampai perguruan tinggi masih rendah, dikarenakan keterampilan berpikir ini belum ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penanganan keterampilan berpikir kreatif sangat penting diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Biologi.
Materi pelajaran Biologi akan berhasil apabila materi yang disampaikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa, sehingga siswa dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan hal itu seorang guru harus mampu menerapkan metode, model dan strategi pembelajaran dengan baik dan benar.  Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik apabila model dan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru sesuai dan dapat dipahami oleh siswa. Salah satu model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran Biologi disekolah adalah model pembelajaran sains teknologi masyarakat. Model ini sangat tepat dalam pembelajaran Biologi karena mudah dipahami oleh siswa dan membantu siswa untuk dapat berpikir kritis. Dengan penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM), siswa SMA akan mendapatkan pengalaman yang lebih dalam pembelajaran. Siswa akan mengenal dunia lingkungan dan teknologi yang berkembang di masyarakat. Adanya model STM ini bertujuan untuk mengembangkan berpikir kreatif siswa SMA pada pembelajaran Biologi.
Demi mempermudah penerapkan model pembelajaran ini, guru dapat mengkolaborasikannya dengan strategi pembelajaran Reciprocal Teaching (RT) sehingga siswa akan lebih mudah memahami mata pelajaran Biologi dan memiliki keterampilan berpikir secara kreatif. Untuk lebih mengetahui bagaiamana penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan strategi pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap pemahaman siswa SMA dalam pembelajaran Biologi demi meningkatkan keterampilan kreatif siswa maka penulis akan memaparkannya dalam bentuk makalah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat?
2.      Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran Reciprocal Teaching?
3.      Bagaiamana penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dan strategi pembelajaran Reciprocal Teaching dalam pembelajaran Biologi?
4.      Bagaimana pengaruh model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dan strategi pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa SMA?
5.      Apa manfaat model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dan strategi pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap siswa dalam memahami materi pembelajaran Biologi?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
2.      Mengetahui pengertian dari strategi pembelajaran Reciprocal Teaching
3.      Mengetahui penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan strategi pembelajaran Reciprocal Teaching dalam pembelajaran Biologi
4.      Mengetahui pengaruh model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dan strategi pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa SMA
5.      Mengetahui manfaat model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dan strategi pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap siswa dalam memahami materi pembelajaran Biologi



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Dalam proses pembelajaran, model dan strategi merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan guru dalam mengajar. Pembelajaran Biologi di SMA merupakan salah satu pembelajaran yang berkaitan dengan konsep kehidupan beserta lingkungannya. Agar siswa dapat memahami dan mengamalkan materi Biologi dalam kehidupan, salah satu langkah guru adalah menerapkan model pembelajaran yang berarti. Salah satu model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam pembelajaran Biologi adalah model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM).  Pernyataan penulis ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Smarabawa dkk (2013) yang menjelaskan bahwa dalam pembelajaran Biologi, siswa membutuhkan strategi dan model yang selalu mengacu pada isu lingkungan serta dapat mengembangkan literasi sains dan teknologi. Lebih lanjut Smarabawa dkk (2013) menjelaskan bahwa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)  adalah model pembelajaran yang memanfaatkan isu-isu sains yang ada di lingkungan sekitar siswa untuk dibahas dalam pembelajaran. Model pembelajaran STM adalah salah satu model pembelajaran secara teori yang mampu memfasilitasi siswa dalam pembentukan pemahaman konsep biologi.
Penulis menambahkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) adalah suatu model yang menerapkan sains (dalam hal ini Biologi) dengan kehidupan yang nyata melalui eksperimen (percobaan) dengan memanfaatkan teknologi tertentu. Sebagaimana yang kita ketahui, Biologi merupakan ilmu sains yang dalam perkembangannya selalu mengalami perubahan. Maka dari itu seorang guru Biologi dalam proses pembelajaran harus memberikan keluasan bagi siswanya dalam mencari informasi dan melakukan eksperimen (percobaan). Model pembelajaran STM melibatkan siswa dalam penentuan tujuan pembelajaran, prosedur pelaksanaan pembelajaran, pencarian informasi bahan pembelajaran dan bahkan pada evaluasi belajar. Tujuan utama model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) yaitu agar dihasilkan siswa-siswa yang memiliki bekal ilmu dan pengetahuan agar nantinya mampu mengambil keputusan-keputusan terkait masalah-masalah dalam masyarakat.
B.     Pengertian Strategi Pembelajaran Reciproal Teaching (RT)
Palincsar 2002 (dalam Sarwinda, 2013) menjelaskan bahwa strategi Reciproal Teaching (RT) adalah pendekatan konstruktivis yang didasarkan pada prinsip-prinsip membuat pertanyaan, mengajarkan keterampilan metakognitif melalui pengajaran, dan pemodelan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan membaca pada siswa yang berkemampuan rendah. RT adalah prosedur pengajaran atau strategi yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi-strategi kognitif serta untuk membantu siswa memahami bacaan dengan baik. Menurut Doolittle, dkk 2006 (dalam Sarwinda, 2012) RT secara spesifik merupakan pengajaran timbal balik berdasarkan pada masyarakat yang aktif, interaksi keduanya antara siswa-guru dan siswa, dimana pengetahuan dibangun dari teks yang diberikan dan dimusyawarahkan didalam komunitas percakapan dan tidak hanya ditransfer dari guru ke siswa saja.
Penulis menambahkan strategi pembelajaran Reciproal Teaching (RT) merupakan strategi pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan yang dimana siswa dituntut untuk memiliki keterampilan membaca. Strategi ini sangat baik sekali apabila diterapkan pada pembelajaran Biologi karena dari membaca siswa akan membuktikannya dengan eksperimen. Dari hasil percobaan atau eksperimen yang dilakukan, siswa akan menimbulkan sebuah pertanyaan dan jawaban masing-masing siswa sehingga diskusi antar siswa akan berjalan dengan lancar.
C.    Penerapan Model Pembelajaran STM dan Strategi Pembelajaran RT dalam Pembelajaran Biologi
Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Mata pelajaran Biologi pada tingkat SMA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Biologi menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (BNSP 2006 dalam Sarwinda, 2013).
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru pada saat proses pembelajaran diantaranya model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Model pembelajaran STM sebagaimana dijelaskan Akcay (2015) semakin banyak diterapkan di K-12 program pendidikan sains di seluruh dunia karena dampaknya sangat baik dalam mempersiapkan pembelajar seumur hidup yang dapat berpartisipasi secara efektif pada teknologi ekonomi.  Poedjiadi 2005 (dalam Smarabawa dkk, 2013) menjelaskan bahwa model pembelajaran STM sangat mempertimbangkan pengetahuan awal siswa dan memberikan peluang bagi siswa untuk mengungkap gagasan-gagasannya. Pengetahuan awal merupakan pengetahuan keterampilan dan kemampuan yang dibawa oleh siswa ke dalam proses pembelajaran. Gagasan siswa merupakan pengetahuan pribadi yang dibangun melalui proses informal dalam proses memahami pengalaman sehari-hari. Belajar bukan dipandang sebagai transmisi informasi atau pengisian bejana kosong, tetapi lebih sebagai suatu proses pengkontruksian aktif pada basis konsepsi-konsepsi yang telah ada yaitu berupa pengetahuan awal siswa.
Guru hanya berperan sebagai mediator dan fasilitator. Materi yang dipelajari oleh siswa melalui model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) diambil dari isu sains teknologi yang ada di lingkungan sekitar siswa. Selain itu, siswa diberikan kesempatan mengekplorasi kemampuannya untuk mencarikan solusi terhadap isu yang ditemukan. Hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi tertarik untuk belajar dan mengoptimalkan kemampuan berpikirnya dalam mencari berbagai solusi atau pemecahan masalah dari isu sains dan teknologi yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya dituntut untuk mencari sebuah masalah dari permasalahan tetapi mencari berbagai solusi alternatif sebanyak-banyaknya (Poedjiadi 2005 dalam Smarabawa dkk, 2013).
Penulis menuturkan bahwa pembelajaran Biologi di SMA dengan memakai model STM dapat dikolaborasikan dengan strategi pembelajaran Reciprocal Teaching (RT). Hal ini bertujuan agar pemahaman siswa tentang Biologi semakin luas dan siswa diharapkan mampu berpikir secara kreatif. Sehingga untuk mengkolaborasikannya guru Biologi harus mengenal sintaks model pembelajaran STM dan aspek-aspek strategi pembelajaran RT. Sebagaimana yang dijelaskan Yager 1996 (dalam Smarabawa dkk, 2013) model pembelajaran STM memiliki enam domain konsep sains yang meliputi upaya untuk meningkatkan pemahaman berupa fakta-fakta, informasi, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan penjelasan-penjelasan keberadaan sesuatu dan teori yang digunakan sains serta memberikan bekal kepada siswa untuk memfokuskan pada muatan sains.
Sintaks model pembelajaran STM yang dikembangkan oleh Poedjiadi 2005 (dalam  Smarabawa dkk, 2013) adalah fase 1 (tahap apersepsi); fase 2 (tahap pembentukan konsep); fase 3 (tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah) ; fase 4 (tahap pemantapan konsep); fase 5 (tahap penilaian). Melalui sintaks model pembelajaran STM siswa dapat menumbuhkan sekaligus memahami konsep biologi dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Dalam model pembelajaran STM sebagaimana dijelaskan Anderson dkk 2001 (dalam Smarabawa dkk, 2013) terdapat delapan indikator pemahaman konsep yang meliputi menginterpretasi, memberikan, mencontohkan, mengklasifikasi-kan, merangkum, menduga, membandingkan, dan menjelaskan. Menurut Bakar dkk (2006) tujuan dari model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) adalah untuk melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah melalui identifikasi di lingkungan kehidupan atau alam sekitar. Sedangkan menurut Sarwinda (2013) dalam strategi pembelajaran RT terdapat 4 aspek pemahaman dan pengaturan diri spesifik yang diajarkan pada RT yaitu merangkum bacaan (summarizing), menyusun pertanyaan (questioning), memprediksi materi lanjutan (predic- ting), dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami (clarifying). Potensi RT dalam memberdayakan keterampilan berpikir kreatif siswa dapat dilihat dari penjabaran sintaks srategi RT (Sarwinda, 2013).
Menurut Akcay Behiye dan Akcay Hakan (2015) model STM dan strategi pembelajaran RT dapat membantu siswa dalam memahami sifat konsep ilmu pengetahuan dan memberikan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan. Guru memiliki peran penting dalam membantu proses belajar mengajar siswa. Akcay & Yager  2010 (dalam Akcay Behiye dan Akcay Hakan, 2015) menambahkan siswa memiliki kesempatan untuk memilih masalah atau isu dari kehidupan nyata untuk menyelidikinya. Mereka didorong untuk mencari masalah mereka serta dapat menerapkan konsep-konsep yang baru.
Penulis menyimpulkan bahwa kolaborasi model pembelajaran STM dengan strategi pembelajaran RT sangat baik sekali. Hal ini terlihat pada sintaks model pembelajaran STM. Guru dapat menerapkan aspek-aspek strategi pembelajaran RT seperti menyusun pertanyaan dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami pada saat melakukan proses pembelajaran dengan memakai model pembelajaran STM. Apabila seorang guru dapat mengkolaborasikan model pembelajaran STM dengan strategi pembelajaran RT, penulis meyakini bahwa siswa akan mampu memahami materi Biologi yang disampaiakan.
D.    Pengaruh Model Pembelajaran STM dengan Strategi Pembelajaran RT terhadap Berpikir Kreatif Siswa
Pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas merupakan bagian yang penting dari proses pendidikan. Guru memegang peranan yang besar dalam mengorganisasikan kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran dan siswa sebagai objek yang sedang belajar (Rahayuningsih 2010 dalam Sarwinda, 2013). Jika diperhatikan setiap aspek keterampilan berpikir kreatif siswa meliputi kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality) dan berpikir elaborative (elaboration). Aspek keterampilan berpikir kreatif yang muncul paling baik adalah kelancaran dalam memulai kata. Hal ini disebabkan karena keterampilan ini sering dilatihkan terutama dalam kehidupan sehari-hari. Aspek keterampilan kreatif dalam mengelaborasi skor rata-ratanya paling rendah. Keterampilan ini masih dianggap abstrak oleh siswa (Smarabawa dkk, 2013).
Lebih lanjut Smarabawa dkk (2013) menjelaskan berpikir kreatif penting dipupuk dan dikembangkan karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya. Pemikiran kreatif perlu dilatih karena mampu membuat siswa lancar dan luwes (fleksibel) dalam berpikir, mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak gagasan. Munandar 1999 (dalam Smarabawa dkk, 2013) mengemukakan alasan mengapa kreativitas pada diri siswa perlu dikembangkan. Pertama, dengan berkreasi maka orang dapat mewujudkan dirinya (self actualization) sehingga hal ini merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mewujudkannya. Kedua, setiap orang memandang bahwa kreativitas itu perlu dikembangkan, namun perhatian terhadap pengembangan kreativitas itu belum memadai khususnya dalam pendidikan formal. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tapi juga memberikan kepuasan tersendiri. Keempat, kreativitas yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Secara teori model pembelajaran STM dapat digunakan untuk menumbuhkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif secara sekaligus dalam pembelajaran. Model pembelajaran STM terfokus pada enam domain sains diantaranya domain kreativitas yang dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif. Kemampuan dalam domain kreativitas diantaranya kemampuan visualisasi, menggabungkan objek-objek dan ide-ide dalam cara-cara baru, memecahkan masalah, menyarankan alasan-alasan yang mungkin, menghasilkan ide-ide yang tidak biasa (Yager 1996 dalam Smarabawa dkk, 2013).
Mata pelajaran biologi yang ada disekolah SMA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah dibidang biologi yang terkait dengan kehidupan sehari-hari (Sarwinda, 2013).
Penulis menambahkan dari sintaks model pembelajaran STM dengan aspek yang terdapat dalam strategi pembelajaran RT dapat memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Sebagai contoh pada fase kesatu yaitu tahap apersepsi siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan isu-isu sains teknologi di masyarakat dengan aspek yang dimiliki seperti merangkum bacaan atau merangkum berita yang diketahui siswa. Menurut Smarabawa dkk (2013) apa yang didengar dan apa yang dilihat di lingkungan sekitar siswa yang belum dipahami dapat diungkapkan oleh siswa secara terbuka. Isu-isu selanjutnya akan dibahas secara berkelompok pada fase ketiga yaitu tahap aplikasi konsep. Di fase ini siswa dapat mendiskusikan dengan teman-temannya untuk mencari jawaban yang benar tentang isu-isu yang sudah diidentifikasi. Disamping itu kreativitas perlu menyertai keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik karena dengan selalu tanggap pada situasi sekelilingnya siswa akan selalu berpikir memperoleh ide original untuk disumbangkan kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kaufman & John 2002 (Smarabawa dkk, 2013) dengan judul “Creative Thinking In Different Domains” membuktikan betapa pentingnya melatih keterampilan berpikir kreatif dalam diri siswa. Keterampilan berpikir kreatif merupakan salah satu domain sains yang penting dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran sains teknologi masyarakat mendayagunakan kemampuan berpikir dalam proses kognitif yang melibatkan proses mental dan dihadapkan pada kompleksitas suatu permasalahan yang ada didunia nyata sehingga siswa diharapkan memiliki pemahaman yang utuh dari sebuah materi yang diformulasikan dalam masalah, penguasaan sikap positif, keterampilan secara bertahap dan berkesimambungan (Ardi 2010 dalam Smarabawa dkk, 2013). Wrage dan Hlebowitsh 1991 (dalam Bakar dkk, 2006) menambahkan model pembelajaran STM dan strategi pembelajaran RT dapat mendorong dan meningkatkan siswa dalam berpikir secara ilmiah. Ini adalah aspek utama untuk mempersiapkan kehidupan di masyarakat.
Berpikir sains mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi salah satunya berpikir kreatif. Berpikir kreatif didefinisakan secara berbeda-beda. Munandar 2002 (dalam Sarwinda, 2013)  menyatakan bahwa berpikir kreatif (kreativitas atau berpikir divergen) adalah kemampuan berpikir berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, kepatutan dan keragaman jawaban. Lebih lanjut Munandar 2002 dan Guilford 1965 (dalam Sarwinda, 2013) mengemukakan bahwa terdapat lima ciri keterampilan berpikir kreatif yang dikembangkan dalam strategi pembelajaran RT, yaitu: (1) keterampilan berpikir lancar (fluency) ditandai dengan perilaku siswa yang mengajukan banyak pertanyaan, mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah memberikan banyak cara atau saran dalam melakukan berbagai hal; (2) keterampilan berpikir luwes (flexibility) ditandai dengan prilaku siswa yang dapat menghasilkan jawaban, gagasan atau pertanyaan yang bervariasi; (3) keterampilan berpikir orisinil (originality) mampu melahirkan ungkapan baru yang unik berbeda dari yang lain, dan memikirkan cara-cara atau membuat kombinasi yang tidak lazim dari suatu bagian; (4) keterampilan mengelaborasi (elaboration) mampu memperkaya, mengembangkan suatu gagasan atau produk, dan menambahkan atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik; dan (4) keterampilan mengevaluasi (evaluation) menentukan patokan penilaiannya sendiri, mampu mengambil keputusan terhadap situasi, dan tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi juga melakukannya.
Menurut Yager 1996 (dalam Smarabawa dkk, 2013) model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) sebagai salah satu model pembelajaran inovatif yang memanfaatkan isu lingkungan dalam proses pembelajaran, secara teori mampu membentuk individu yang memiliki kemampuan untuk menumbuhkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kreatif. Penulis menambahkan bahwa dengan model pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat) dan strategi pembelajaran RT maka kreativitas siswa akan bertambah dan pengetahuan siswa akan meningkat. Karena model yang diterapkan ini pembelajaran langsung dengan dunia nyata. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STM dan strategi pembelajaran RT bersifat kontekstual artinya langsung mengaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Hal ini senada dengan penuturan yang disampaikan oleh Lestari dkk 2005 (dalam Smarabawa dkk, 2013)  mengenai manfaat model pembelajaran STM dan strategi pembelajaran RT seperti: kegiatan belajar menjadi lebih menarik dan tidak membosankan, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan pada situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami; bahan yang dipelajari lebih faktual sehingga kebenarannya dapat dibuktikan; kegiatan belajar siswa menjadi lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara; sumber belajar menjadi lebih kaya; siswa dapat memahami dan menghayati aspek kehidupan yang ada di lingkungannya.
Penulis memberikan kesimpulan bahwa dengan mengkolaborasikan model pembelajaran STM dan strategi pembelajaran RT, siswa diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman nyata, mengembangkan gagasannya sehingga siswa diharapkan akan terbiasa sekaligus mampu membangun pengetahuannya sendiri secara aktif tentang fenomena alam yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa terjadi karena pada sintaks model STM siswa diberi kesempatan untuk menggali dan sekaligus menginformasikan isu-isu tentang sains dan teknologi yang ditemukan di masyarakat dan mendiskusikannya untuk mencari jawaban dengan menggunakan pemahaman konsep yang dimilikinya. Dan pada aspek pembelajaran RT siswa akan belajar untuk menyusun pertanyaan. Keterampilan berpikir lancar (fluency) ditandai dengan perilaku siswa yang mengajukan banyak pertanyaan, mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah memberikan banyak cara atau saran dalam melakukan berbagai hal. Kegiatan pembelajaran seperti ini tentunya dapat membuat siswa lebih bergairah dan termotivasi untuk belajar. Hal ini didukung oleh penelitian Wardani 2008 (dalam Smarabawa dkk, 2013) yang berjudul “Experimentasi Pendekatan Sains teknologi Masyarakat dalam kaitannya dengan Pencapaian Hasil belajar Mata Pelajaran Biologi Ditinjau dari Motivasi Belajar” yang menyatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki hasil belajar yang tinggi pada saat belajar dengan model STM.
Selain berpengaruh terhadap siswa, model pembelajaran STM dan strategi pembelajaran RT juga memberikan pengaruh terhadap guru sebagai mediator atau fasilitator. Menurut Bakar dkk (2006) guru Biologi akan lebih bertanggung jawab untuk memecahkan masalah dan menyadari efektivitas ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, guru akan lebih berupaya untuk kerjasama dengan rekan-rekannya daripada bekerja sendirian didalam mengembangkan model pembelajaran STM dan strategi pembelajaran RT.
E.     Manfaat Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dan Strategi Pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap Siswa dalam Pembelajaran Biologi
Penulis menuturkan bahwa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan strategi pembelajaran RT (Reciprocal Teaching) sangat baik diterapkan oleh guru SMA pada proses pembelajaran Biologi. Hal ini akan mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran Biologi dan mempermudah siswa unutk berpikir secara kreatif. Penulis menjelaskan  terdapat beberapa manfaat dari penerapan model pembelajaran Sains Tekonologi Masyarakat (STM) dan strategi pembelajaran RT (Reciprocal Teaching), diantaranya:
1.      Penerapan model pembelajaran Sains Tekonologi Masyarakat (STM) dan strategi pembelajaran RT (Reciprocal Teaching) menambah penguasaan konsep pada diri siswa dalam kehidupan shari-hari.
2.      Dengan mengetahui perkembangan terkini dilingkungan sekitar, siswa diharapkan mampu memunculkan kreatifitasnya.
3.      Model pembelajaran STM dan strategi pembelajaran RT membuat siswa lebih semangat dalam belajar Biologi.

   


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)  adalah model pembelajaran yang memanfaatkan isu-isu sains yang ada di lingkungan sekitar siswa untuk dibahas dalam pembelajaran dengan memakai teknologi tertentu.
2.      Reciproal Teaching (RT) adalah pendekatan konstruktivis yang didasarkan pada prinsip-prinsip membuat pertanyaan, mengajarkan keterampilan metakognitif melalui pengajaran, dan pemodelan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan membaca pada siswa.
3.      Model pembelajaran STM dapat dikolaborasikan dengan strategi pembelajaran RT dengan tujuan agar pemahaman siswa tentang Biologi semakin luas dan siswa diharapkan mampu berpikir secara kreatif.
4.      Sintaks model pembelajaran STM dengan aspek yang terdapat dalam strategi pembelajaran RT dapat memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan kreativitasnya dalam mengembangkan pemikiran yang kreatif.
5.      Penerapan model pembelajaran STM dan strategi pembelajaran RT dapat memberikan manfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
B.     Kritik dan Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan.







DAFTAR PUSTAKA


Akcay Behiye dan Akcay Hakan. (2015). Effectiveness of Science-Technology-
     Society (STS) Instruction on Student Understanding of the Nature of Science.
     International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology
     Volume 3, Number 1, Page 37-45 ISSN: 2147-611X. 
Bakar, Elif dkk. (2006). Preservice Science Teachers Beliefs About Science –
     Technology and Their Implication in Society. Eurasia Journal of Mathematics,
     Science and Technology Education Volume 2, Number 3.
Sarwinda, Wiratamasari. (2013). Pemberdayaan Keterampilan Berpikir Kreatif    
     Siswa Melalui Strategi Reciprocal Teaching pada Pembelajaran Biologi SMA.
     Seminar Nasional X Pendidikan Biologi Fkip Uns  Vol 10, No 2.
Smarabawa dkk. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi
     Masyarakat terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir
     Kreatif Siswa SMA. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
     Ganesha Program Studi IPA (Volume 3).









Tidak ada komentar:

Posting Komentar